*) MH Said Abdullah
Batas pendaftaran calon presiden dan wakil presiden tinggal menunggu hitungan hari, karena KPU sudah memberikan batas akhir 19 Oktober 2023. Tentu publik bertanya-tanya soal pembahasan cawapres Ganjar Pranowo. Sejauh informasi dan situasi yang saya pahami, sesungguhnya Ibu Hj Megawati Soekarnoputeri, Ketua Umum PDI Perjuangan sampai saat ini masih melakukan pencermatan dengan matang, mempertimbangkan berbagai masukan dari berbagai pihak, terutama tokoh tokoh penting seperti Presiden Jokowi, para ulama dan senior senior partai. Ibu Mega memegang teguh prinsip ke hati hatian dalam menentukan calon pemimpin.
Beliau mandataris Kongres Partai, yang diberikan kewenangan menentukan capres dan cawapres. Mandat itu beliau gunakan dengan penuh bijak, mempertimbangkan segala hal. Jadi siapapun selama ini pihak yang kerap dipersepsikan sebagai kandidat cawapres pendamping Mas Ganjar dan bertemu dengan Ibu Mega adalah dalam rangka Ibu Mega melakukan pendalaman, semacam “talent scouting”.
Soal siapa yang nantinya akan di putuskan, tentu itu wewenang penuh Ibu Ketum dan para ketua umum partai yang bekerja sama dengan PDI Perjuangan, yakni PPP, Hanura dan Perindo. Jadi sejauh ini belum ada istilah mengerucut, oleh sebab itu Pak Mahfud MD, Ibu Khofifah Indar Parawansa, Pak Sandiaga Uno masih punya kesempatan yang sama untuk dipilih oleh Ibu Mega sebagai cawapres.
Dua sosok kandidat yang beredar kuat ada nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Menko Polhukam Mahfud MD. Saya kira figur seperti Pak Mahfud MD dan Ibu Khofifah termasuk figur yang layak sebagai cawapres. Beliau berdua memiliki pengalaman yang panjang di legislatif dan eksekutif. Bahkan Pak Mahfud juga sampai ke yudikatif. Rekam jejak inilah yang menjadi keunggulan beliau berdua.
Beliau berdua juga memiliki elektabilitas yang cukup baik. Keduanya berasal dari tokoh NU. Apalagi Ibu Khofifah selain sebagai Ketua PBNU, beliau juga Ketua Umum Muslimat NU, organisasi perempuan terbesar di Indonesia dengan jamaah yang sangat loyal. Dari sisi kepemimpinan dan intelektualitas, beliau berdua sudah sangat melampaui. Siapa yang meragukan kapasitas keilmuan beliau berdua tentang agama, kepemimpinan, pemerintahan, dll. Prinsipnya beliau berdua memenuhi kategori pendamping Mas Ganjar. Namun sekali lagi wewenang memutuskan cawapres ada di tangan Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Gus Romi mengungkapkan bahwa Khofifah dan Mahfud MD sudah bertemu Ketum PDI Perjuangan, kapan pertemuan itu dan dimana Sepengetahuan saya Pak Mahfud dan Ibu Khofifah sudah beberapa kali bertemu dengan Ibu Mega. Bahkan saat Ibu Mega ke Surabaya meresmikan taman hutan bakau atas undangan Mas Walikota Surabaya, Ibu Mega juga ketemu dengan Ibu Khofifah. Soal pertemuan itu membicarakan apa, tentu hanya beliau beliau yang mengetahuinya. Ada baiknya kawan kawan media menanyakannya ke Pak Mahfud dan Ibu Khofifah. Demikian halnya dengan Pak Mahfud MD, beliau sepengetahuan saya sudah beberapa kali bersilaturahmi ke rumah Ibu Mega.
Bagaimana upaya PDI Perjuangan menjalin komunikasi dengan ulama dan kiai untuk meminta restu cawapres pendamping Ganjar Pranowo? Ibu Hj Megawati Soekarnoputeri itu berkomunikasi rutin dengan para kiai. Hubungan Ibu Mega dengan para ulama sangat dekat dan intens berkomunikasi. Sehingga tidak ada kendala apapun bagi Ibu Mega untuk berkomunikasi dengan para kiai, terutama para kiai sepuh NU. Kapanpun Ibu Mega membutuhkan konsultasi dengan para kiai sepuh, hal itu dapat beliau lakukan.
Di layer kedua, banyak pengurus PDI Perjuangan juga menjadi tokoh tokoh NU. Ada Gus Falah yang menjadi Ketua PBNU. Ada tokoh tokoh NU kultural lainnya yang di PDI Perjuangan seperti Gus Nabil, ada Pak Ahmad Basarah yang selama ini menjadi jembatan PDI Perjuangan dengan NU. Jadi hubungan PDI Perjuangan dengan NU sangat dekat. Beberapa kali bahkan Gus Yahya, Ketua Umum PBNU bersilaturahmi ke rumah Ibu Mega. ***
*) Ketua DPP PDI Perjuangan