Nasional

Muhibah Megawati ke Rusia dan Uzbekistan Wujud Diplomasi Pancasila dan Sarat Makna Ideologis

Muhibah Megawati ke Rusia dan Uzbekistan Wujud Diplomasi Pancasila dan Sarat Makna Ideologis

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM – Perjalanan Megawati Soekarnoputri ke Rusia dan Uzbekistan dinilai sebagai muhibah ideologis yang mempromosikan Pancasila sebagai ideologi perdamaian yang kental dengn nilai kemanusiaan dalam hubungan internasional.

“Muhibah itu adalah langkah diplomasi Megawati untuk memperkenalkan Pancasila di panggung internasional,” kata Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri Dr. Darmansjah Djumala, Sabtu (21/9/2024).

Dia menyampaikan pandangan itu saat diminta tanggapannya atas kunjungan Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri ke Rusia dan Uzbekistan pada 14-21 September 2024.

Selama di Rusia, Megawati antara lain memberikan kuliah umum di kampus Saint Petersburg State University, bertemu dengan Rektor Universitas Saint Petersburg Profesor Nikolay Kropachev, dan menjadi pembicara kunci di Forum Rektor Universitas se-Rusia.

Di Uzbekistan, Megawati menerima gelar profesor kehormatan dari Silk Road University Samarkand, menanam pohon dan penandatangan prasasti Soekarno Garden di Silk Road Tourism Complex, dan berziarah ke makam Imam Besar Al Bukhari.

Dr. Djumala lebih jauh menegaskan bahwa kunjungan Megawati ke Rusia dan Uzbekistan ini sarat dengan makna ideologis.

Dia juga menilai kunjungan tersebut tepat waktu karena PBB melalui UNESCO telah mengakui pidato Bung Karno tentang Pancasila di PBB pada 1960 yang berjudul “To Build the Wolrd Anew” sebagai Memory of the World atau Warisan Arsip Dunia.

Dengan penganugerahan PBB itu, publik internasional menjadi lebih mudah mengakses arsip teks pidato itu sebagai referensi untuk pengembangan studi terkait dengan bidang tugas UNESCO, seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

Dr. Djumala, yang pernah menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk Austria dan PBB di Wina menambahkan, penganugerahan PBB itu membuka peluang bagi diplomasi Indonesia untuk mempromosikan Pancasila sebagai ideologi perdamaian yang mengandung nilai-nilai universal.

Pada konteks itulah, kunjungan Megawati ke Rusia bisa dimaknai sebagai langkah diplomasi Pancasila di panggung internasional.

Megawati membawa pesan ideologis bahwa Pancasila dengan nilai-nilai luhurnya bisa menginspirasi pemimpin dunia dalam mengelola tata dunia baru dengan mengedepankan nilai kemanusiaan, musyawarah dan gotong royong, seperti inti ajaran Pancasila ajaran Bung Karno.

Dr. Djumala juga menggarisbawahi kunjungan Megawati ke Uzbekistan, khususnya ziarah ke makam Imam Bukhari sarat makna ideologis.

Sejarah mencatat, Bung Karno lah yang mendesak pemimpin  komunis Uni Soviet (sekarang Rusia) Nikita Khrushchev untuk menemukan kembali makam Imam Besar itu agar umat Islam sedunia dapat berziarah dan menghormati jasa-jasanya dalam syiar Islam.

Dalam pandangan Dr. Djumala, itulah sumbangsih Bung Karno bagi dunia Islam. Desakan Bung Karno kepada pemimpin Uni Soviet untuk memuliakan Imam Bukhari saat itu adalah manifestasi nilai Ketuhanan yang terkandung dalam sila pertama Pancasila.

”Ziarah Megawati ke makam Imam Besar Bukhari dapat dinilai sebagai manifestasi komitmen Indonesia terhadap ajaran mulia agama Islam yang menginspirasi Pancasila sebagai falsafah, dasar dan ideologi bangsa,” ujarnya. (hl)

 

Editor: Hery Lazuardi

BERITA POPULER

To Top