JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM – Anggota Pansus RUU Sisnas IPTEK DPR FPDIP Rieke Diah Pitaloka sangat mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Pemerintah dalam menangani Covid-19.
Namun saatnya kini mempraktekkan Indonesia science based policy, yaitu kebijakan berbasis riset ilmu pengetahuan dan teknologi nasional sesuai amanat UU Nomor 11/2019 tentang Sistem Nasional IPTEK.
“Sebab, covid-19 bukan hanya bencana nasional, tetapi sudah berskala global. Sehungga tidak mungkin penanganan Covid-19 tanpa melakukan riset yang serius dan komprehensif,” tegas Rieke, Sabtu (28/3/2020).
Dan, Indonesia tidak dapat hanya mengandalkan bantuan dari negara lain. Karena setiap negara sedang berjuang menghadapi Covid-19, sehungga mereka memprioritaskan kepentingan bangsa dan negaranya, meski tetap melakukan kerjasama dengan negara lain.
“Jadi, tidak mungkin kebijakan menghadapi Covid-19 tanpa memperkuat riset nasional kita sendiri,” ujarnya.
Menurut Rieke, Menteri Kesehatan pasti menyadari tidak mungkin penanganan Covid-19 tanpa rencana mitigasi yang matang. Rencana mitigasi tidak mungkin ada tanpa pemetaan penyebaran virus. Penyebaran virus sangatlah tidak mungkin tanpa riset uji sampel virus Covid-19.
Menteri Kesehatan pasti menyadari tidak mungkin dilakukan pengujian yang masif terhadap sampel virus Covid-19. Maka riset deteksi penyebaran dan antisipasi mutasi virus Covid-19 harus segera dilakukan (mutasi virus kabarnya sudah terdeteksi dari hasil riset di Jepang dan beberapa negara Eropa).
Menteri Kesehatan pasti menyadari pengujian sampel virus Covid-19 tidak mungkin dilakukan tanpa SDM yang melakukan pengujian. Sebab, resikonya tinggi bagi penguji sampel virus Covid-19, sehingga perlu ada penguatan dan pelatihan khusus bagi SDM riset. SDM di Balitbangkes tidak cukup dan kerja mereka sudah luar biasa berat.
Karena itu dia merekomendasikan:
1. Sesegera mungkin memperkuat dan memperbanyak SDM riset untuk penanganan mikroorganisme patogen semacam SARS-CoV2(Covid-19) yang ditugaskan uji sampel di seluruh Provinsi.
2. Mendukung upaya dan terobosan LIPI Yang bekerjasama dengan Kemenristek berjuang mengoptimalkan anggaran dan prasarana riset yang ada untuk mengadakan Pelatihan Penanganan SARS CoV-2.
3. Mendukung Menkes untuk membuka akses informasi dan penggunaan sampel virus Covid-19 bagi lembaga riset nasional.
4. Mendukung Menkes memberi bukti kerja riil dengan mengonsolidasikan dan melibatkan seluruh SDM IPTEK yang memiliki kepakaran dan keahlian terkait Covid-19, baik yang berada di Litbang K/L, LPNK, Perguruan Tinggi, maupun BUMN dan swasta, untuk segera menyusun rencana strategi Riset, mitigasi dan implementasi penanganan yang disusun secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara etik, moral, dan keilmuan.
5. Mendukung Pemerintah untuk segera melakukan pengadaan reagen untuk mengekstrak rantai virus (RNA) dan primer untuk mesin PCR penguji RNA.
Saat ini, informasi yang diterima, reagen dan primer untuk keperluan uji sampel virus Covid-19 masih tergantung impor dan sulit didapatkan.
6. Mendukung Pemerintah untuk melakukan riset dan inovasi pengembangan, serta produksi reagen untuk ekstraksi RNA dan primer untuk uji RNA dengan PCR secara mandiri di Indonesia.
“Demikian masukan ini saya sampaikan semata agar tidak ada disorientasi kebijakan terkait Covid-19. Semoga Allah SWT melindungi rakyat, bangsa, dan negara Indoensia,” harap Rieke.
