JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM–Keberadaan Fintech, alias perusahaan finansial berbasis teknologi yang makin tinggi dalam penyaluran pembiayaan perlu mendapat perhatian. Karena itu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap fintech pendanaan bersama atau fintech peer to peer lending ini perlu terus ditingkatkan. “Penyaluran pembiayaan dari fintech peer to peer lending tercatat terus bertumbuh hingga mencapai Rp18,7 triliun pada bulan Oktober 2022,” kata Steering Committe Indonesia Fintech Society (Ifsoc), Hendri Saparini di Jakarta, Selasa, (28/12/2022).
Bahkan tidak hanya itu, kata Hendri, juga perlu kolaborasi lebih mendalam dengan institusi sektor jasa keuangan lain seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). “Kolaborasi ini perlu ditingkatkan untuk memperkuat manajemen risiko dan menjaga kualitas pinjaman yang disalurkan, mengingat kredit tidak lancar dan kredit macet fintech peer to peer lending berpotensi mengalami kenaikan,” ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Hendri, penurunan signifikan perusahaan penyedia pinjaman online (pinjol) ilegal yang ditutup mengindikasikan semakin kuatnya upaya pencegahan aktivitas pinjol ilegal di Indonesia. Upaya kolaboratif pemangku kepentingan terkait dalam meningkatkan kredibilitas fintech peer to peer lending. masyarakat perlu didorong secara masif, misalnya dengan sektor jasa keuangan lainnya seperti BPR dan BPD” ujarnya.
Peningkatan kualitas fintech peer to peer lending dipandang penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. “Kita sangat perlu mengembangkan fintech peer to peer lending yang sehat karena kita ingin mendorong inklusi keuangan. Dengan struktur ekonomi dan pelaku usaha kita sebagian besar disusun oleh UMKM ini mendorong inklusi keuangan menjadi sangat penting,” imbuhnya.***
Penulis : Chandra
Editor : Chandra
