JAKARTA, SUARINVESTOR.COM-Anggota Komisi VI DPR Kawendra Lukistian meminta Kementerian Perdagangan melindungi produk-prioduk UMKM lokal. Karena selama ini ada kesan bahwa pemerintah membiarkan produk UMKM asing masuk ke Indonesia. “Pada berbagai platform e-commerce barang luar negeri begitu mudah membanjiri pasar dalam negeri, sedangkan produk UMKM lokal kita tidak dominan dalam e-commerce tersebut,” katanya di Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Bahkan, kata Politisi Muda Partai Gerindra, ada salah satu platform besar yang bukan e-commerce malah memperdagangkan produk asing melalui fitur “keranjang kuning” dan kemudian diarahkan ke tokonya. “Jadi harusnya diatur lebih ketat, agar kesempatan para pemain UMKM lokal ini lebih dominan, sehingga mereka jadi optimal,” ujarnya.
Lebih jauh Kawendra menekankan perlunya kebijakan yang lebih tegas dari Kemendag terhadap produk-produk usaha kecil alias perlindungan yang maksimal guna keberlangsung hidup. “Jadi ini soal sikap keberpihakan pemerintah saja. Produk UMKM lokal ini kalah bersaing dengan asing, karena strategi asing berani melakukan jor-joran terhadap diskon. Harusnya ini jadi catatan keras,” paparnya.
Intinya, sambung Kawendra, DPR tak ingin produk UMKM lokal ini tercederai hak-haknya, karena tidak mendapatkan perlindungan maksimal. Selain itu, Kawendra juga menyoroti masalah tingginya ketergantungan pada bahan impor dan bahan baku yang mencapai 90,71 persen dari total impor. Berdasarkan data Oktober 2024, bahwa struktur impor Indonesia didominasi barang baku sekitar 72,84 persen dan barang modal 18,3 persen. “Jadi dampak negatifnya, sangat rentang terhadap fluktuatif nilai tukar rupiah, jadi ini mohon perhatian pemerintah,” imbuhnya.
Berdasarkan data BPS Oktober 2024, menyebutkan bahwa nilai impor Indonesia Oktober 2024 mencapai US$21,94 miliar, naik 16,54 persen dibandingkan September 2024 atau naik 17,49 persen dibandingkan Oktober 2023. Impor migas Oktober 2024 senilai US$3,67 miliar, naik 44,98 persen dibandingkan September 2024 atau naik 14,32 persen dibandingkan Oktober 2023. Sementara impor nonmigas Oktober 2024 senilai US$18,27 miliar, naik 12,13 persen dibandingkan September 2024 atau naik 18,14 persen dibandingkan Oktober 2023.
Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas Oktober 2024, hanya golongan mesin/peralatan mekanis dan bagiannya yang mengalami penurunan senilai US$62,1 juta (2,09 persen) dibandingkan September 2024. Sementara golongan mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya mengalami peningkatan terbesar senilai US$590,1 juta (29,20 persen). Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Oktober 2024 adalah Tiongkok US$6,43 miliar (35,19 persen), Jepang US$1,50 miliar (8,22 persen), dan Singapura US$1,09 miliar (5,96 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$3,40 miliar (18,61 persen) dan Uni Eropa US$1,07 miliar (5,88 persen).***
Penulis : Eko Cahyono
Editor : Eko Cahyono
