JAKARTA-Pahlawan nasional terbuka kemungkinan akan terus bertambagh. Padahal hingga saat ini sudah ada sekityar 171 pahlawan. Kini, satu lagi Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau mengusulkan Sultan Mahmud Riayat Syah kepada Presiden Joko Widodo agar diberi gelar Pahlawan Nasional. Alasannya Sultan Mahmud merupakan sosok pejuang kemerdekaan yang gigih mengusir Belanda dari monopoli perdagangan timah dan hasil laut maritim yang saat itu menduduki Kepulauan Riau. “Saatnya pemerintah menghargai pahlawan yang berjuang puluhan tahun yang lalu. Apalagi pada saat sekarang visi pemerintah ingin angkat wilayah kemaritiman sebagai potensi Indonesia,” kata anggota Komisi VI DPR Fraksi NasDem Nyat Kadir dalam diskusi “Napak Tilas Sang Gerilyawan Laut Sultan Mahmud Riayat Syah” di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Lebih jauh Kadir menjelaskan, Sultan Mahmud merupakan sosok yang hebat menyusun strategi perang laut. Salah satunya pada tahun 1787 saat Belanda menduduki Ibukota yang sekarang disebut Tanjung Pinang, Sultan Mahmud dengan bantuan persenjataan armada laut dari Raja Sabah berhasil mengusir Belanda. “Yang hebat dari Sultan Mahmud ini adalah strategi perang grilya laut itu, saya kira tidak banyak di Nusantara yang punya kehabatan seperti beliau,” tambahnya.
Sebelumnya, pada tahun 2013, Kadir dan beberapa pihak telah mengajukan usul pemberian gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada Sultan Mahmud Riayat Syah. Namun saat itu tim peneliti yang salah satunya terdiri dari Kementerian Sosial (Kemensos) menyebut dokumen-dokumen yang dibutuhkan belum lengkap.
Sekarang, usulan itu akan kembali diajukan dengan dilengkapinya bukti-bukti dokumen dari para Sejarahwan, Pemprov, sampai pemerintah Belanda. “Sekarang dokumennya lengkap, harapan kita pemerintah jangan ragu-ragu berikan gelar pahlawan ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Didik Prajoko, sosok Sultan Mahmud sangat cermerlang dalam strategi perang laut. Bahkan mampu menghimpun logistik dari Pulau Lingga. “Dari sini logistik perang disuplai, karena Lingga sebagai penghasil sagu,” ujarnya.
Menurut, perang Sultan Mahmud dengan VOC, tidak bisa dianggap remeh. Meski pada saat itu, VOC kekuatannya sudah mulai merosot. Namun tetap saja VOC masih kuat. “Bayangkan saja, VOC memiliki 10.000 kapal dengan persenjataan lengkap,” paparnya. ***