Market

Laba Merosot, Kinerja Holding BUMN Farmasi Dapat Sorotan Tajam

Laba Merosot, Kinerja Holding BUMN Farmasi Dapat Sorotan Tajam
Anggota Komisi VI DPR, Intan Fauzi dalam RDP dengan Dirut PT.Bio Farma (Persero)/Foto: Anjasmara

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COMKalangan DPR kecewa dengan kinerja Holding BUMN Farmasi yang ternyata mengalami kerugian paska melandainya pandemi Covid-19. Bahkan laba holding BUMN Farmasi diprediksi merosot menjadi sekitar Rp769 miliar. “Jadi harus ada pembenahan total terhadap Holding BUMN Farmasi, baik strategi maupun aksi korporasi perusahaan. Padahal tujuan dibentuknya Holding ini untuk memperbaiki kinerja perusahaan,” kata Anggota Komisi VI DPR, Intan Fauzi dalam RDP dengan Dirut PT.Bio Farma (Persero) terkait Pembahasan Kinerja korporasi Tahun 2022 dan Isu Aktual terkait Standar Keamanan Produksi Obat, Kamis (24/11/2022).

Lebih jauh Intan mendesak Holding BUMN Farmasi ini segera memperbaiki internal perusahaan. Karena itu menjadi pekerjaan rumah yang besar, artinya harus betul-betul berjalan sesuai dengan blueprint Holding BUMN yang ada. “Kalau begini terus, kita jadi pesimis. Kenapa sih tidak bisa kerja cepat dan tuntas,” ujarnya lagi.

Laba Merosot, Kinerja Holding BUMN Farmasi Dapat Sorotan Tajam

Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR dengan Holding BUMN Farmasi/Foto: Tangkapan Layar

Bahkan, Ketua PUAN PAN ini menyoroti kinerja PT.Kimia Farma yang ternyata merugi sekitar Rp184 Miliar. Penyebabnya, karena tidak terpenuhinya penjulan pada e-katalog dan layanan test Covid. “Memang layanan test Covid selama pandemi berlangsung Kimia Farma diuntungkan. Namun tidak tercapainya produk e-katalog ini karena apa? Apakah karena memang specifikasinya atau persoalan harga?,” ujarnya seraya bertanya.

Begitupun dengan kinerja PT.Indo Farma hingga September 2022 merugi sekitar Rp183 Miliar. Proyeksi keuangan dari tahun ke tahun, ternyata juga tidak bagus-bagus amat. Hal ini akibat rendahnya utilisasi produk dan beban operasional perusahaan yang tinggi.

Legislator dari Dapil Jabar VI ini juga mengkirik kinerja PT.Bio Farma yang ternyata konsolidasi keuangan perusahaan juga tidak bagus. Padahal, seharusnya ada keberlajutan sebuah usaha paska pandemi. “Saya ingat yang diucapkan Pak Honesty, pandemi ini bukan hanya berkah. Namun harus berkah selamanya. Intinya, harus ada pembenahan total, terhadap segmentasi produk dan jangan ragu, sebab Holding BUMN dibentuk per kluster, sehingga memang arahya ke sana,” imbuhnya.

Ditempat yang sama, Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & SDM Bio Farma I.G.N Suharta Wijaya menargetkan laba holding BUMN farmasi sampai akhir 2022 mencapai Rp769 miliar. Berdasarkan data, sampai September 2022, pihaknya baru mengantongi laba Rp144 miliar.”Kami menargetkan (2022) akan mencapai laba secara keseluruhan Rp 769 miliar, di mana kontribusi terbesar Rp 738 miliar dari produk reguler, sementara produk terkait COVID hanya Rp 31 miliar,” jelasnya di Komisi VI DPR.

Target perolehan laba itu menyusut tajam dibandingkan saat pandemi COVID-19. Sebagai informasi holding BUMN farmasi membukukan laba Rp289 miliar pada 2020 dan melonjak jadi Rp1,93 triliun pada 2021, yang dominan berasal dari penjualan produk dan jasa terkait COVID-19. “Di 2022 saat pandemi sudah melandai, pendapatan terkait produk terkait COVID sudah jauh berkurang sehingga kami harus melakukan lebih banyak lagi upaya untuk meningkatkan pendapatan dari produk reguler,” imbuhnya.

Terkait pendapat, sampai akhir 2022, holding BUMN farmasi menargetkan bisa mengantongi pendapatan Rp22,2 triliun. Rincian komposisinya dari penanganan COVID-19 Rp 5,99 triliun, sementara reguler Rp 16,2 triliun. “Memang ini dibandingkan 2021 ada penurunan 49% yang memang kita ketahui sangat terpengaruh dengan kondisi pandemi yang ada,” pungkanya. ***

Penulis : Iwan
Editor   : Eko

 

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top