JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM- Komisi X DPR menilai revisi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan sangat mendesak saat ini. Karena itu, dalam waktu dekat RUU ini akan segera dibahas DPR bersama pemerintah. “Hal ini terkait erat dengan penguatan Kemenparekraf ke depan, sehingga lembaga tersebut bisa memiliki kewenangan yang jelas,” kata Anggota Komisi X DPR Ali Zamroni saat Raker dengan Menparekraf, Sandiaga Uno di Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Lebih jauh Politisi Gerindra ini menjelaskan setidaknya ada dua peristiwa yang mendorong untuk mempercepat pembahasan RUU Kepariwisataan, yakni kasus harga tiket untuk naik ke puncak Candi Borobudur dan tiket untuk masuk Kawasan Wisata Labuan Bajo, NTT. Hal ini menjadi pemacu bahwa keberadaan Kementerian Pariwisata memang benar-benar dibutuhkan. “Ya buat apa, pariwisata dikembangkan, kalau ternyata Kementerian lain yang mengelola,” paparnya lagi.
Ali mengaku DPR tidak bisa serta merta menyalahkan Kemenparekraf, meski narasi yang telah dibangun untuk pengembangan industri pariwisata tidak menggambarkan sesuai kondisi. “Saya dapat memahami hal itu, karena memang Kemenparekraf tidak memiliki kewenangan sejauh itu,” ucapnya lagi.
Disisi lain, Ali mengapresiasi kerja keras Kemenperakraf yang telah berhasil memasukkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP). “Kami apresiasi kerja keras Mas Menteri, karena nasib KEK Tanjung Lesung ini sempat terkatung-katung sejak 2012. Dengan masuknya dalam DSP ini, maka menjadi jelas pengembangannya ke depan,” terangnya.
Ali juga mengapresiasi kinerja Kemenparekraf yang telah meraih status Wajar Tanpa Pengecualian dari hasil audit BPK.
Ditempat yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan realisasi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia untuk tahun 2021 masih mampu melampaui target yakni sebanyak 1,56 juta orang dan target 1,5 juta orang.
Dari jumlah kunjungan tersebut, terdapat 5 negara dengan kunjungan terbanyak ke Indonesia yakni Timor Leste (819.500 kunjungan), Malaysia (480.700 kunjungan), Tiongkok (54.700 kunjungan), Papua Nugini (31.700 kunjungan), dan Amerika Serikat (21.960 kunjungan). “Waktu lama tinggal dibandingkan di tahun 2020 meningkat secara drastis dari 13,6 hari di tahun 2020 menjadi 59,88 hari, dan total belanja dari 2.165 dolar AS ke 2.356 dolar AS per kunjungan. Ini suatu pencapaian yang patut kita syukuri,” kata Sandiaga dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR di Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Sementara untuk jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnu) mencapai 603,02 juta perjalanan. Angka tersebut berhasil jauh melampaui target sebanyak 198juta sampai 220 juta orang. Mayoritas wisnu melakukan perjalanan wisata ke lima provinsi tujuan yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Kelima provinsi tersebut mendominasi kunjungan wisman hingga 78%.
Dari capaiannya tersebut, kata Sandiaga, pariwisata Indonesia berhasil naik 12 peringkat menjadi posisi 32 dari sebelumnya ada di 44 dari target 39-36 di Travel and Tourism Development Index 2021. ***
Penulis : Iwan Damiri
Editor : Kamsari