Nasional

Dorong Parpol Gelar Konvensi, MPR: Bisa Muncul Tokoh Berkualitas Tinggi

Dorong Parpol Gelar Konvensi, MPR: Bisa Muncul Tokoh Berkualitas Tinggi
Diskusi Empat Pilar MPR RI bertema, "Menebar Nilai Kepahlawanan dalam Kontestasi Politik Nasional, kiri ke kanan Fadel Muhammad, Siti Zuhro dan Herman Khaeron/Foto : Anjasmara

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad mendorong agar partai politik (parpol) menggelar arena konvensi untuk mendapatkan tokoh-tokoh nasional yang memiliki kualitas tinggi. Dengan melalui cara-cara itu, maka sangat efektif mendapatkan tokoh-tokoh masa depan. “Partai Golkar pernah mengadakan konvensi dan hasilnya, rakyat merespon sangat baik,” katanya dalam diskusi Empat Pilar MPR RI bertema, “Menebar Nilai Kepahlawanan dalam Kontestasi Politik Nasional” di Jakarta, Senin (15/11/2021).

Oleh karena itu, kata Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) era Presiden SBY, partai-partai politik sebaiknya memberi kesempatan untk menggelar kontestasi politik. “Cara ini bisa menggali para tokoh atau orang-orang yang berjiwa pahlawan. Mereka punya motivasi tinggi untuk muncul ke permukaan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan pilihan lebih banyak,” ujarnya.

Disisi lain, kata Angota DPD RI dari Gorontalo, bahwa penerapan presidential threshold yang tinggi sekitar 20% untuk Pilpres 2024, maka menyebabkan hanya akan ada tiga pasangan tokoh. “Sehingga ujung-ujungnya tokoh sepert Anis Baswedan atau Ganjar, akan mentok. Makanya, kita dorong lagi agar Golkar dan Demokrat bisa menggelar konvensi,” terangnya.

Sementara itu, Anggota MPR RI dari Fraksi Demokrat, Herman Khaeron mengungkapkan kalangan yang tetap ngotot menahan presidential threshold tinggi, tentu tidak memiliki jiwa kepahlawanan. “Mereka hanya ingin mempertahankan hegemoninya dengan kemampuan atau kekuatan politik yang ada,” ungkapnya.

Presidential Threshold mencapai 20%, kata Politisi Partai Demokrat, tidak membuka calon-calon potensial bisa muncul ke publik, seperti AHY, Anis Baswedan, Ridwan Kami dan lain-lainnya. “Sosok AHY, jauh dari oligarki. Dia selesai mendidekasikan dirinya di TNI. Itulah, contoh yang ideal menurut saya,” imbuhnya.

Sedangkan Pengamta Politik BRIN, Siti Zuhro menegaskan jangan lagi masyarakat hnaya disuguhkan dua pasangan calon. “Saya tidak setuju, jadi biarlah sesuai dengan kemajemukan, sehingga muncul beberapa pasangan calon, seperti tahun 2004-2009,” ungkapnya.

Menurut Wiwik-sapaan akrabnya, sudah saatnya kompetisi dan kontestasi politik nasional 2024 diisi dengan cara-cara yang sehat. Sehingga hasil Pilpres dan Pilleg menghasilkan sosok yang berkualitas dan berintegritas. ***

Penulis   : A Rohman
Editor     : Chandra

 

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top