SURABAYA, SUARAINVESTOR.COM-Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan mengungkakan dari delapan kota Indek Harga Konsumen (IKH) di Jawa Timur, satu kota mengalami inflasi dan tujuh lainnya mengalami defasi. “Inflasi terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,26 persen, sedangkan deflasi terdalam terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 1,13 persen dan defasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 0,01 persen,” katanya, Surabaya, Kamis (1/9/2022).
Dadan menambahkan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga secara umum, yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. “Dari sebelas kelompok pengeluaran, delapan kelompok mengalami inflasi dan tiga kelompok lainnya mengalami defasi,” ujarnya.
Lebih jauh Dadan menjelaskan bahwa kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok pendidikan sebesar 4,04 persen. Lalu, diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,71 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,49 persen. Kemudian kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,44 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,43 persen, kelompok transportasi sebesar 0,28 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,24 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,15 persen.
Menurut Dadan, adapun kelompok yang mengalami deflasi terdalam adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,72 persen, diikuti kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,16 persen serta kelompok informasi, komunikasi, dan Jasa sebesar 0,04 persen. Tingkat inflasi tahun kalender Agustus 2022 sebesar 4,05 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2022 terhadap Agustus 2021) tercatat sebesar 5,20 persen. ***
Penulis : Desy (Kontributor Surabaya)
Editor : Eko