JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM – Curah hujan dengan intensitas maksimum 300 mm pada 7 pos pengamatan yang berbeda melanda sebagian wilayah Sulawesi Utara (Sulut, khususnya Kota Manado, sejak Jumat (27/1/2023) dini hari sampai pukul 15.30 WITA. Curah hujan ekstrim tersebut telah mengakibatkan meluapnya Sungai Mahawu, Sungai Bailang dan Sungai Tikala. Sementara luapan air dari Sungai Tondano telah menurun signifikan pasca pengoperasian Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa yang baru saja diresmikan Presiden Jokowi pada 19 Januari 2023 lalu.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan, saat terjadi hujan deras, debit sungai Tondano pada dasarnya dapat dikendalikan dengan mengoperasikan Bendungan Kuwil Kawangkoan, seperti dengan menutup pintu dan holocon.
“Namun intensitas curah hujan yang tinggi tadi menyebabkan luapan air pada pertemuan
Sungai Tondano dan Sungai Tikala. Keduanya berada di hilir Bendungan Kuwil Kawangkoan. Selain itu terjadi penyumbatan pada saluran drainase Kota Manado dan anak Sungai Tondano,” kata Endra.
Endra mengatakan, Tim Satuan Tugas (Satgas) Bencana Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I Kementerian PUPR telah melakukan evakuasi warga terdampak banjir menggunakan perahu karet dan membawa bantuan makanan.
“Tim juga menyiapkan bahan banjiran dan alat berat untuk penanganan darurat, serta terus melakukan pengamatan tinggi muka air pada Bendungan Kuwil Kawangkoan,” tambah Endra.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir di Kota Manado 2023 kali ini menggenangi 4 kecamatan, 19 kelurahan, yakni banjir akibat debit tob Sungai Bailang 1 kecamatan (3 kelurahan), banjir akibat debit Sungai Mahawu 1 kecamatan (5 kelurahan), dan Banjir Sungai Tikala 2 kecamatan (11 kelurahan).
Jumlah kecamatan terdampak tersebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan banjir besar yang melanda kota Manado pada 2014 lalu sebelum Bendungan Kuwil Kawangkoan dibangun. Tercatat pada 2014 lalu, banjir Kota Manado terjadi dengan curah hujan maksimum 160 mm (jauh dibawah curah hujan ekstrim 2023 sebesar 300 mm) telah menggenangi area 2000 ha (jauh diatas area terdampak 2023 yakni 808 ha) yang tersebar di 8 Kecamatan dan 36 Kelurahan.
Sebagai informasi, Kota Manado dilintasi 6 Sungai, yakni Sungai Tondano, Sungai Tikala, Sungai Mahawu, Sungai Bailang, Sungai Sario dan
Sungai Malalayang.
Bendungan Kuwil Kawangkoan dibangun utamanya bertujuan untuk mengurangi banjir Kota Manado dan sekitarnya sebesar 25% (146,6 m3/detik). Bendungan ini terkoneksi dan berada dalam satu sistem dengan Sungai dan Danau Tondano.
Efektivitas Bendungan Kuwil untuk mereduksi risiko banjir Kota Manado juga disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Manado Liny Tambajong.
Ia menyebut bahwa dampak banjir yang terjadi di Manado telah direduksi dengan keberadaan Bendungan Kuwil.
“Fungsi Bendungan Kuwil adalah menahan air dari Airmadidi, Danau Tondano dan bagian hulu lainnya. Sedangkan yang terjadi di Kota Manado, dengan intensitas curah hujan maksimum 300 milimeter itu sangat besar. Jadi bukit-bukit yang masuk wilayah Manado juga turut berkontribusi meningkatkan nilai run off-nya tertampung di Sungai Tondano yang letaknya di hilir Bendungan Kuwil. Dan ini susah tidak bisa dikendalikan oleh Bendungan Kuwil,” ungkap Tambajong.***
Penulis : Budiana
Editor : Budiana