JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM–Ketua Umum Forum Masyarakat Santri Nusantara (Formasnu) Ahmad Rouf Qusyairi mengancam akan mensomasi PT.Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai bentuk penolakan terhadap rencana PT.Pertamina Hulu Energi (PHE) yang akan menggelar Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2023.
Hal ini karena dalam UUD NRI, pasal (33) ayat (2) menyebut bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. “Kita tidak main main, ini bukan mengancam ya, karena ini menyangkut kedaulatan bangsa yang secara jelas diamanatkan oleh konstitusi kita, yaitu pasal (33) ayat (2) UUD 1945. Jadi tidak perlu lagi di tafsirkan macam-macam lagi,” ungkapnya di Jakarta, Kamis (15/6/2023).
Menurut Gus Rouf-sapaan akrabnya, PT.Pertamina Hulu Energi (PHE) selama ini dianggap menguasai cabang prduksi hulu energi itu sedang menjalankan mandat negara. Karena masalah energi ini merupakan hal yang sangat penting dan menguasai hajat hidup orang banyak.
Lebih lanjut, kata Gus Rouf, kepemilikan sahamnya harus dimiliki oleh negara dan bukan dimiliki oleh swasta. Oleh karenanya, para pengambil kebjakan agar membatalkan rencana aksi korporasi tersebut. Jangan sampai aksi korporasi ini hanya demi untuk memenuhi hasrat sekelompok orang dengan seolah olah untuk kepentingan perusahaan. Sebab, info yang kita dapat, melalui aksi IPO tersebut Pertamina Hulu Energi menargetkan penghimpunan dana sekitar Rp20 triliun atau setara dengan US$1,36 miliar (kurs US$1=Rp14.700). “Jangan sampai dana tersebut dijadikan motif terselubung menguruk untuk. Apalagi ini tahun politik, dimana dana-dana segar pasti dibutuhkan oleh para pelaku poltik elektoral, ” jelasnya.
Ketum Formasnu merasa aneh, kenapa Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati membiarkan PHE akan melaksanakan IPO tahun ini. “Padahal, kalau kita lihat kinerja PT.Pertamina Hulu Energi (PHE) bagus, baik dari sisi produksi, manajemen korporasi, dan keuangan perusahaan,” ucapnya.
Ditempat terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir melakukan rapat kerja tertutup dengan Komisi VI DPR RI terkait rencana IPO PT.Pertamina Hulu Energi (PHE).
Menurut Erick, ada sejumlah poin dari rencana aksi korporasi anak usaha PT Pertamina (Persero) dan Holding Perkebunan Nusantara (PTPN III) yang belum bisa disampaikan secara terbuka. Alasannya karena sensitivitas. “Kalau berkenaan, saya mengusulkan kalau bisa karena sensitivitas daripada aksi korporasi Go Publik, kalau bisa saya usulkan rapatnya tertutup yang untuk PHE karena sensitif yang tidak bisa saya sampaikan secara terbuka,” ungkapnya di Jakata, Kamis (15/6/2023).
Rencana pencatatan saham perdana dan aksi korporasi ketiga entitas perusahaan pelat merah itu, lanjut Erick, berkaitan dengan pasar hingga kebijakan pemerintah secara menyeluruh, sehingga belum dapat dipublikasikan saat ini. “Karena Ini konteksnya ke pasar dan kebijakan secara menyeluruh, termasuk yang PTPN itu sendiri, apakah usulan itu diperkenankan,” ujarnya.***
