Perbankan

BRI: Kekuatan UMKM dan Konsumsi Domestik Bikin Indonesia Terhindar Resesi Global

BRI: Kekuatan UMKM dan Konsumsi Domestik Bikin Indonesia Terhindar Resesi Global
Direktur utama BRI, Sunarso (tengah)/Foto: Anjasmara

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COMPT.Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengungkapkan dua sektor yang membuat ekonomi Indonesia memiliki daya tahan tinggi terhadap resesi global. Yakni, kekuatan konsumsi domestik dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan optimisme dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang jadi mayoritas pembentuk perekonomian Indonesia. “Konsumsi rumah tangga, menjadi penopang pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia dengan kontribusi 51,87 persen. Karena itu, konsumsi rumah tangga harus terus diperkuat untuk menjaga pertumbuhan ekonomi,” kata Direktur Utama (Dirut) PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Sunarso di Komisi VI DPR, Jakarta, Selasa, (28/3/2023).

Lebih jauh Sunarso menjelaskan kebijakan pemerintah dengan melanjutkan bantuan sosial dan bantuan subsidi energi ke masyarakat merupakan cara yang tepat untuk memperkuat konsumsi rumah tangga. “Berbagai upaya perlu kita arahkan ke penguatan daya beli masyarakat, peningkatan produk dalam negeri, agar benar-benar bisa create job dan mendukung pertumbuhan,” ujarnya.

Disisi lain, kata Sunarso, berdasarkan BRI Micro and SME Index yang mengukur sentimen dan aktivitas bisnis UMKM, pada kuartal IV 2022 terjadi peningkatan omzet, serta penggunaan tenaga kerja yakni menjadi indeks 105,9 dari 103,2 di kuartal III 2022.

Menurut BRI Micro and SME Index, ekspektasi pelaku UMKM juga meningkat dalam 3 bulan mendatang berdasarkan perhitungan pada kuartal IV 2022 yakni sebesar 130,1 dibanding 126,5 pada kuartal III 2022. Indeks lainnya terkait kepercayaan pelaku UMKM kepada pemerintah juga meningkat pada kuartal IV 2022 menjadi 138,3 dari 127,2 pada kuartal III 2022. “Pelaku UMKM memberikan penilaian yang semakin baik terhadap kemampuan pemerintah dalam menjalankan tugas utamanya, antara lain disebabkan kinerja perekonomian yang semakin membaik,” terang Ketua umum PISPI.

Diakui Sunarso, probabilitas terjadi resesi di Indonesia hanya dua persen pada 2023, berdasarkan analisis menggunakan pendekatan Markov Switching Dynamic Model (MSDM) dengan asumsi Amerika Serikat mengalami resesi. “Kami membuat analisis sendiri, menggunakan MSDM, alhamdulillah potensi resesi kita hanya dua persen, mudah-mudahan benar-benar tak terjadi,” paparnya lagi.

Sunarso menambahkan bahwa pendekatan MSDM digunakan karena telah terbukti akurat dalam memprediksi beberapa kejadian krisis seperti krisis finansial Asia pada 1998 dan krisis akibat pandemi COVID-19 pada 2020 lalu.***

Penulis : Iwan Damiri
Editor   : Kamsari

 

BERITA POPULER

To Top