Investasi

Terpengaruh Pemilu dan Perang, Banggar DPR Prediksi Target Investasi 2024 Belum Tentu Tercapai

Terpengaruh Pemilu dan Perang, Banggar DPR Prediksi Target Investasi 2024 Belum Tentu Tercapai
Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah/Foto: Dok Suarainvestor

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah memperkirakan target investasi pada 2024 lebih tinggi dari  2023 atau dari angka Rp1.400 Triliun menjadi Rp1.617 Triliun tidak mudah dicapai oleh pemerintah karena pertimbangan politik dalam negeri. Penyebabnya, pertimbangan politik dalam negeri, terutama konsolidasi kekuasaan hasil Pemilu 2024 yang belum terjadi.

Selain itu jelas Said, kondisi global dengan ketegangan global di timur tengah yang makin meluas. Perang Rusia dan Ukraina yang belum berakhir serta ketegangan Tiongkok dan Amerika Serikat di Asia Timur juga akan menahan arus modal masuk ke Indonesia. Kondisi ini membuat para investor memiliki banyak analisa sebelum mereka melakukan investasi. “Dan sudah barang tentu, mereka menghitung seluruh risiko risikonya,” ujarnya.

Dengan demikian, investor global akan lebih memilih berinvestasi di negara-negara konservatif, dengan kondisi ekonominya yang sudah stabil. “Berdasarkan pada peta politik yang ada, besar kemungkinan pilpres akan berlangsung dua putaran, dan besar kemungkinan juga akan bersengketa di Mahkamah Konstitusi (MK) jika melihat kecenderungan tahapan pemilu yang tidak jurdil,” ulasnya.

Politisi senior PDI Perjuangan ini melanjutkan keadaan ini berpotensi menimbulkan ketidakpastian usaha karena dinamika politik yang cenderung labil.  “Karenanya, di perkirakan, investor akan menunggu, setidaknya setahun setelah pilpres,” urainya.

Ini artinya baru tahun 2025 mereka melihat perkembangan konsolidasi kekuasaan di pemerintahan dan DPR. Dia menambahkan sepanjang konsolidasi kekuasaan hasil pemilu 2024 belum terjadi, para investor akan lebih menahan diri. Dari konsolidasi di pemerintahan itulah, pemerintah yang terpilih baru bisa menyusun kebijakan untuk meyakinkan investor. “Saya kira, target investasi yang tinggi tidak mudah dicapai oleh pemerintah,” jelanya.

Kebijakan suku bunga tinggi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat yang belum segera berakhir pastinya masih akan menyedot Dolar Amerika Serikat bertahan di negara Paman Sam itu. “Jadi, wajar kalau Bank Dunia membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari target APBN 2024,” tuturnya. Bank dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 4,9 persen, sementara asumsi makro di APBN 2024 sebesar 5,2 persen.***

Penulis      :    Budiana 

Editor        :    Budiana

BERITA POPULER

To Top