Market

MPR: Digitalisasi Pilkada Bisa Tekan Biaya

MPR: Digitalisasi Pilkada Bisa Tekan Biaya
Bambang Soesatyo-Fadel Muhammad

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Suasana New Normal harus memaksa masyarakat menyesuaikan diri dengan kondisi Covid-19. Bukan hanya dalam persoalan ekonomi dan sosial saja, namun juga kehidupan politik dan demokrasi harus ikut berubah dengan teknologi. “Kalau perlu Pilkada serentak Desember 2020 ikut menyesuaikan dengan kecanggihan teknologi. Artinya digitalisasi Pilkada menjadi sebuah peluang yang terbuka,” kata Ketua MPR Bambang Soesatyo dalam diskusi “Adaptasi New Normal” bersama Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad di Jakarta, Senin (6/7/2020).

Lebih jauh kata Bamsoet, teknologi digital dalam Pilkada Serentak membuat pesta demokrasi menjadi lebih efisien dan menghindari kerumunan massa ke bilik TPS. “KPU bisa mengedarkan formulir kepada pemilih, dengan mengisi nama, nomor telepon seluler dan NIK. Lalu mereka diberi barcode, setiap pemilih tinggal menempelkan saja barkode nya,” ujarnya.

Soal teknisnya, kata Wakil Ketua umum Partai Golkar, diserahkan kepada KPU dan ahli IT yang menyusunnya. Namun demikian, teknologi ini harus benar-benar aman dari serangan hacker. “Ya, jangan sampai data KPU dibobol. Karena ini memang berbahaya,” terangnya.

Menyinggung soal kesiapan infrastruktur telekomunikasi di luar Jawa, Bamsoet menepis adanya kesenjangan, karena sudah ada Satelit Telkom 4 yang bisa mengcover seluruh Indonesia.

Menurut Bamsoet, masih ada waktu sekitar lima bulan lagi untuk memikirkan gagasan digitalisasi Pilkada. Dengan e-voting, pemilih tak perlu repot-repot lagi harus mengantri ke TPS. “Digitalisasi Pilkada, bukan hanya efiesien tapi bisa cepat diketahui siapa pemenang Pilkada,” paparnya.

Dampak dari Covid-19 memukul semua negara di dunia, sambung Bamsoet, bahkan Bolivia, Italia dan Inggris Raya menunda pelaksanaan Pemilihan Umum.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad lebih menyoroti masalah empat hal yang terjadi di masyarakat terkait menyambut New Normal. Yakni, Psikologi, Kesehatan, Teknologi dan Pendanaan. “Yang mengkhawatirkan ini nasib UMKM, karena bank-bank belum mau menurunkan bunga kredit,” ujarnya. ***

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top