Market

Dampak Corona, Pertumbuhan Diprediksi 5,1 Persen dan Nilai Tukar Rp16.000,-

Dampak Corona, Pertumbuhan Diprediksi 5,1 Persen dan Nilai Tukar Rp16.000,-

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM – Dampak virus corona yang mungkin berlangsung hingga 2 bulan ke depan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan DPR memprediksi hanya 5,1 persen, dan nilai tukar rupiah Rp16.000/dollar AS.

“DPR melalui Alat Kelengkapan Dewan (AKD) terkait terus mencermati dan mengevaluasi pelaksanaan APBN Triwulan I Tahun anggaran 2020 dan perkembangan global yang ikut mempengaruhi perekonomian nasional,” tegas Ketua DPR Puan Maharani di.Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (30/3/2020).

Wabah virus corona yang melanda hampir seluruh bagian dunia, yaitu 200 negara terdampak, telah memberikan tekanan terhadap perekonomian global yang juga memberikan pengaruh pada perekonomian nasional: Mulai dari pelemahan Nilai Tukar Rupiah, perlambatan ekonomi di sektor strategis (Industri, Perdagangan, Pertanian, Jasa, Pariwisata, dan sektor riel), pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan, penundaan investasi, serta tekanan terhadap harga komoditas strategis.

Karena itu kata Puan, sejumlah asumsi makro dalam penyusunan APBN tahun Anggaran 2020 telah mengalami berbagai perubahan yang sangat signigfikan, yaitu pertumbuhan ekonomi, Nilai Tukar, dan Harga Minyak.

Di tengah-tengah Penurunan Pertumbuhan ekonomi dunia dan berbagai negara, maka Indonesia diprediksi juga akan mengalami koreksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 ini, yaitu dari Asumsi Pertumbuhan ekonomi 5,3% Pada tahun 2020, menjadi berkisar 4% sampai dengan 5,1%.

Sedangkan nilai tukar Rupiah, yang semula di asumsikan dalam APBN 2020 adalah Rp 14.400/USD, saat ini nilai tukar Rupiah berada pada Rp 16.000an/USD

Asumsi harga minyak dalam APBN 2020 adalah 63 USD/barel, dan saat ini harga minyak berada pada kisaran harga 31-34 USD/barel.

Revisi APBN
Karena itu lanjut Puan, asumsi-asumsi makro tersebut akan berimplikasi pada postur APBN 2020, baik pada sisi Penerimaan, belanja, defisit, maupun Pembiayaan.

Dalam menangani dampak wabah virus corona saat ini, diperlukan intervensi fiskal dalam memperkuat dan mempertajam fungsi belanja dalam APBN dan program-program pemerintah untuk mengantisipasi dampak wabah virus corona dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian nasional.

Sehingga langkah-langkah antisipasi yang diperlukan anatara lain: Memperkuat Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan: antara lain memperluas daya jangkau Rapid Test, memperbanyak ketersediaan Alat Perlindungan Diri APD), meningkatkan kapabilitas Rumah Sakit/Puskesmas dll, mengoptimalkan tenaga kesehatan (memperbanyak bantuan tenaga kesehatan, memberikan insentif, dll, memberikan perlindungan sosial, menciptakan stimulus perekonomian dan UMKM, menjaga ketahanan pangan, mempertahankan pelayanan publik tetap berjalan, memperkuat APBD untuk Penanganan Wabah; dan program intervensi strategis lainnya.

“Jadi, DPR melalui Alat Kelengkapan Dewan terkait, siap mendukung langkah-langkah antisipasi yang diperlukan Pemerintah melalui APBN maupun APBN Perubahan; bahkan apabila diperlukan Perppu yang terkait dengan upaya meningkatkan Ketahanan Fiskal; Pemerintah perlu menyiapkan lngkah-langkah antisipasi menghadapi tekanan perekonomian global dan dalam penaganan dampak wabah virus corona,” jelas Puan.

Untuk itu, DPR meminta Pemerintah bersama otoritas terkait; Bank Indonesia, Otoritas jasa Keuangan; agar segera melakukan koordinasi untuk dapat menjalankan kebijakan yang terintegrasi dan terpadu dalam menggerakan perekonomian nasional agar tetap bertumbuh dan berkembang.

BERITA POPULER

To Top