Nasional

Atas Karya Tafsir Hidayatul Quran, Gus Awis Dianugerahi ‘UINSA Monumental Award 2024’

Atas Karya Tafsir Hidayatul Quran, Gus Awis Dianugerahi 'UINSA Monumental Award 2024'
Gus Awis Dianugerahi 'UINSA Monumental Award 2024/foto anjasmara

SURABAYA,SUARAINVESTOR.COM – Pengasuh Ribath Hidayatul Quran PP Darul Ulum Jombang yang juga Katib Syuriyah PBNU, KH. Dr. Afifuddin Dimiyathi, Kamis (21/3/2024) mendapatkan anugerah ‘UINSA Monumental Writing Award 2024’ atas karya monumentalnya menulis kitab tafsir Al-Quran bil Quran 4 jilid 1988 halaman, yakni Tafsir Hidayatul Quran. Penganugerahan diberikan oleh Rektor UINSA Sunan Ampel, Surabaya, Prof Akhmad Muzakki dalam acara khusus yang dikemas dalam bedah kitab tafsir alqur’an yang juga menghadirkan Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Musthofa.

Rektor UINSA, Prof Akhmad Muzakki mengatakan penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dunia akademik, khususnya UINSA Surabaya atas karya monumental berklas internasional dari seorang ulama muda Indonesia, pengasuh pesantren dan syuriyah nahdlatul ulama. Apalagi, lanjut rektor, kitab tafsir tergolong istimewa karena menafsiri ayat alquran dengan ayat lain dalam al Quran, dan tentu membutuhkan kedalaman dan keluasan ilmu alquran. “Ini karya monumental dunia, apalagi yang menerbitkan bukan dari publisher dalam negeri, tetapi penerbit Dar al-Nibras, Kairo-Mesir,” jelasnya.

Prof. Akhmad Muzakki menyebutkan, melalui acara ini pihaknya ingin mengapresiasi dan mendorong para akademisi untuk terus meneliti dan menulis karya buku atau kitab yang berklas internasional seperti yang sudah ditunjukkan oleh Gus Awis melalui Tafsir Hidayatul Quran ini. “Gus Awis selain pengasuh pesantren juga dosen pengajar Bahasa Arab dan Tafsir Alquran di kampus kami UINSA Surabaya,” tegasnya.

Sebelumnya, Tafsir Hidayatul Qur’an telah dilaunching oleh Rois Am PBNU, KH Miftahul Akhyar pada Sabtu (10/2) lalu di Ribath Hidayatul Quran PP Darul Ulum Jombang. Kelebihan Tafsir ini, khusus menitikberatkan penafsiran kepada ayat-ayat berdasarkan ayat-ayat yang lain, menghubungkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lain.

“Jika ada ayat yang umum, dijelaskan dengan ayat khusus. Jika ada ayat yang mujmal dijelaskan dengan ayat yang mubayyin. Jika ada ayat yang muthlaq, dijelaskan dengan ayat yang mubayyin. seperti itu mulai Al-Fatihah sampai An-Nas,” jelas Gus Awis.

Penulis: M Arpas

Editor: Budiana

BERITA POPULER

To Top