*) Mulyadin Permana
Pada tanggal 25 Juli 2023 lalu, saya diskusi serius dengan Sekjen PKB Hasanuddin Wahid soal kemungkinan bergabungnya PKB besama Koalisi Perubahan untuk mengusung pasangan Anies-Muhaimin. Sekjen PKB sangat setuju, bahkan ia menyampaikan bahwa koalisi NasDem-PKB saja sudah cukup bisa mengusung Capres-Cawapres dan kemungkinan besar bisa menang.
Saat itu, Sekjen PKB menyebut bahwa kekuatan PKB sangat diperhitungkan dan diminati oleh semua Capres yang ada. Apalagi, PKB baru saja unjuk kekuatan saat Harlah PKB ke-25 di Stadion Manahan Solo Jawa Tengah, 23 Juli 2023. Di Jawa Tengah saja PKB bisa menghimpun kekuatan sebesar itu apalagi di Jawa Timur basis PKB. PKB adalah partai pemilik suara tertinggi di Jawa Timur.
Menurut Hasanuddin, PKB masih menunggu dinamika politik dengan Gerindra yang sudah menyepakati kontrak Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). PKB menunggu keputusan Prabowo apakah Muhaimin jadi di-Cawapres-kan atau tidak karena amanat partai, Ketua Umum PKB harus jadi Cawapres.
Dalam pertemuan itu, saya menegaskan kepada Sekjen PKB berarti kemungkinan pasangan Anies-Muhaimin ini sangat besar tergantung dinamika politik ke depan. Sekjen PKB mengiyakan. Hasil pertemuan ini langsung saya sampaikan ke Waketum NasDem Ahmad Ali karena NasDem menginginkan Muhaimin sebagai pendamping Anies.
Menurut saya, Anies-Muhaimin adalah pasangan yang sangat cocok menjadi Presiden dan Wakil Presiden sehingga pasangan ini Pasangan Menang atau Koalisi Menang. Keduanya sama-sama tokoh organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia HMI dan PMII. Muhaimin adalah Ketua Majelis Pembina Nasional Pengurus Besar (PB) PMII. Anies adalah pentolan HMI. Anies memiliki kekuatan suara besar di luar Jawa dan Muhaimin punya basis suara besar di Jawa, khususnya Jawa Timur yang identik dengan Nahdlatul Ulama. Keduanya jika digabungkan menjadi poros besar yang menyatukan kekuatan Islam modernis dan Islam tradisional.
Anies-Muhaimin sama-sama memiliki pengalaman panjang di pemerintahan. Kemampuan mereka untuk memimpin Indonesia tidak diragukan lagi. Muhaimin saat ini Wakil Ketua DPR RI dan pernah beberapa kali menjadi menteri. Anies pernah jadi menteri dan gubernur DKI Jakarta. Anies-Muhaimin sama-sama berlatar belakang aktivis. Pasangan Anies-Muhaimin akan menyatukan kekuatan alumni kedua organisasi (HMI-PMII) yang sejak dulu berperan besar bagi Republik ini di setiap momentum perubahan sejak Orde Lama, Orde Baru, Reformasi, hingga menyongsong Indonesia emas nanti.
Koalisi NasDem-PKB adalah koalisi menang, tanpa PKS dan Demokrat pun sudah berpotensi besar untuk menang, apalagi PKS dan Demokrat tetap bersama NasDem-PKB. Setelah terbentuknya koalisi pasangan Anies-Muhaimin kemungkinan besar komposisi koalisi Ganjar dan Prabowo bisa berubah.
Setelah mendengar koalisi Anies-Muhaimin, sebagai Sekjen PeranNU yang merupakan Relawan Anies for President 2024 menghimbau kepada seluruh relawan Anies untuk tetap solid dan konsisten mengusung Anies Baswedan. Kita mendukung Anies bukan karena siapa pasangan Cawapresnya, tapi memang sosok Anies yang layak menjadi presiden dengan siapapun pasangan dan partai pendukungnya.
Di internal PeranNU, diambilnya Muhaimin sebagai Cawapres Anies semakin mempermudah PeranNU melakukan konsolidasi dengan warga NU di seluruh Indonesia karena Muhaimin adalah cicit pendiri NU KH Bisri Syansuri. Kondolidasi dengan warga NU untuk mendulang suara seluruh rakyat Indonesia dari semua kalangan. Pasangan Anies-Muhaimin akan diterima oleh semua kelompok dan agama karena ada unsur NU di situ.
Sejak awal kami dari PeranNU memang berkonsolidasi dan mendorong Anies dan Koalisi Perubahan mencari kader NU untuk menjadi pendamping Anies. Alhamdulillah sekarang terealisasi dan kami akan bekerja keras siang dan malam untuk kemenangan Anies-Muhaimin sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024.***
*) Sekjen Pergerakan Aktivis Nahdliyin Nusantara (PeranNU).
