JAKARTA- Penetapan Danau Toba sebagai satu dari 10 destinasi Bali baru yang diikuti dengan pembangunan infrastruktur pendukungnya oleh pemerintah ternyata tidak sejalan dengan target pencapaian kemajuan wisata Danau Toba.
Penilaian disampaikan Pemerhati Pariwisata Ir Sanggam Hutapea, MM dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Sanggam menilai ada sejumlah penyebab dari mandeknya pencapaian target kemajuan wisata Danau Toba.
“Promosi pariwisata Danau Toba ternyata belum maksimal dan masih perlu digencarkan. Bukan hanya untuk kawasan Eropa, di kawasan Asia pun masih sangat minim,” sebutnya.
Padahal, potensi wisatawan dari kawasan Asia sangat besar. Sebagai bukti, Sanggam melakukan tour wisata ke Rusia. Sejumlah daerah di negeri Beruang Merah ini ia sambangi. Dari pengamatannya langsung, ia mendapati wisatawan dari Benua Asia seperti Cina, berbondong bodong melakukan tour wisata ke Rusia.
“Saya melihat banyaknya wisatawan dari Asia melakukan perjalanan wisata ke Rusia , dan mereka umumnya berombongan. Menggunakan jasa biro travel. Saya bertanya kepada beberapa orang diantara mereka kenapa tidak tour wisata ke Danau Toba? Ternyata mereka sangat minim mengetahui tentang Danau Toba, ” ungkap Sanggam.
Oleh karena itu, selama di Rusia ia mencoba mempromosikan Danau Toba kepada otang-orang yang ia jumpa. Keindahan Danau Toba ia narasikan sehingga banyak yang tertarik dan berkeinginan untuk mengunjungi Danau Toba.
Hal lain yang diduga menjadi penyebab minimnya kunjungan wisatawan ke danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara ini adalah kurangnya pihak-pihak terlibat dalam mengemas wisata Danau Toba.
Padahal dari sejarahnya, danau yang tercipta dari letusan gunung api ini menarik untuk disimak hingga membuat pengunjung tergerak untuk berkunjung langsung ke danau tekto-vulkanik yang menempati kaldera dari sebuah supervulkan ini.
Dasyatnya letusan tersebut membuat kawah besar yang kemudian tercipta danau secara alami dengan ukuran panjang sekitar 100 kilometer, lebar sekitar 30 kilometer, dan kedalaman hingga 1.600 meter. “Ini perlu dikemas legendanya. Juga atraksi budaya di kawasan Danau Toba,” sarannya.
Tak hanya menjual keindahan alamnya, suku dan kerajaan yang mendiami Danau Toba juga bisa dikemas lebih menarik. Iapun mencontoh kawasan gedung kuno di Moskow yang dikemas dan dipromosikan begitu menarik, wisatawan asing yang ingin menyaksikan rela mengantri dengqn panjang antrian mengular panjang.
“Ini merupakan satu pelajaran untuk bisa diterapkan di kawasan Danau Toba yang banyak memiliki legenda legenda, namun legenda legenda itu belum dikemas hingga menjadi daya tarik mendatangkan wisatawan,” ujarnya.
Sanggam menegaskan keterlibatan semua pihak terlibat sangat menentukan kemajuan wisata Danau Toba. Terutama masyarakat dan para pelaku pariwisata.
Ia juga berharap pemerintah dan otoritad setempat bisa lebih banyak lagi membuat program dan agenda festival budaya yabg pengelolaannya diselenggarakan secara rutin.
“Atraksi budaya yang rutin dipagelarkan kepada wisatawan akan membuat wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam Danau Toba, tapi juga akan lebih tertarik mengetahui lebih dalam tentang kebudayaan masyarakat Batak khususnya masyatakat yang tinggal di kawasan Fanau Toba,’ pungkas calon anggota DPR RI di Pemilu 2019 dari daerah pemilihan Sumatra Utara II dari Partai Nasdem ini.(nto)