Perbankan

Jual Obligasi dan Sukuk, Hutama Karya Raup Rp1,5 Triliun

Jual Obligasi dan Sukuk, Hutama Karya Raup Rp1,5 Triliun
Ilustrasi

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-–PT Hutama Karya (Persero) menjual obligasi dan sukuk senilai Rp 1,5 triliun laris manis. Adapun tingkat kupon masing-masing obligasi yang diterbitkan adalah sebesar 8,25 persen, 8,55 persen dan 9,3 persen, efektif per tanggal 7 September 2021.

Obligasi tersebut ditawarkan dalam Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi II Tahap I Tahun 2021 senilai Rp 1 triliun dengan waktu tenor 3 tahun, 5 tahun dan 7 tahun. “Dalam 5 tahun terakhir, Hutama Karya mencatat pertumbuhan kinerja yang gemilang dimana hingga Desember 2020, total aset perusahaan sebesar Rp 110,98 triliun atau tumbuh sebesar 362 persen dibanding tahun 2016,” kata Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto dalam keterangannya, Selasa (14/9/2021).

Pada saat yang bersamaan Hutama Karya juga menerbitkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2021 sebesar Rp 500 miliar dengan waktu tenor 3 tahun, 5 tahun dan 7 tahun. Sukuk tersebut memiliki nilai imbal hasil masing-masing sebesar 8,25 persen, 8,55 persen dan 9,3 persen yang juga efektif per 7 September 2021. Pada penerbitan obligasi ini, perseroan berhasil mendapatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 3,9 kali.

Penerbitan ini telah mendapatkan rating idA dan idAsy (single A Syariah) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Melalui penerbitan obiligasi ini pula Hutama Karya akan melakukan reprofiling pinjaman dari pinjaman jangka pendek menjadi pinjaman jangka panjang.

Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas animo para investor. Hutama Karya mendukung target rencana jangka menengah Pemerintah Republik Indonesia, khususnya dalam memastikan keberhasilan pelaksanaan penugasan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) serta proyek infrastruktur strategis lainnya.

Sebelumnya, pihaknya juga pernah menggelar Penawaran Umum Obligasi I tahun 2013 dan menerbitkan instrumen obligasi global dalam mata uang dolar AS atau Global Bond pada Mei 2020 lalu sebesar 600 juta dollar AS atau setara Rp 9 triliun (kurs Rp 15.000 per dolar AS).

Budi menyampaikan bahwa Hutama Karya senantiasa berusaha untuk melakukan diversifikasi sumber pendanaan eksternal, selain melalui lembaga keuangan baik bank maupun non bank. “Kami mengapresiasi minat para investor yang juga secara tidak langsung turut mendukung untuk menyukseskan penyelesaian pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dan semakin terbukanya akses infrastruktur di Indonesia,” ungkapnya.

“Melalui penerbitan obligasi berkelanjutan ini diharapkan dapat memperbaiki struktur permodalan perusahaan untuk mendukung target rencana jangka menengah Pemerintah Indonesia khususnya Proyek Strategis Nasional (PSN),” imbuh Budi.

Sepanjang 2020 ditengah pandemi Covid-19 Hutama Karya tetap melanjutkan penugasan pemerintah untuk membangun JTTS, selaras dengan dukungan pemerintah kepada perusahaan melalui PMN, jaminan pemerintah dan dukungan konstruksi. “Dari sisi keuangan kami mampu mempertahankan margin EBITDA yang solid disertai dengan ketersediaan kas dan setara kas yang positif,” urainya.

“Perusahaan juga dapat memenuhi seluruh kewajiban yang telah jatuh tempo serta mendapat dukungan dari lembaga keuangan dan non keuangan nasional melalui fasilitas Cash Defisiency Support (CDS) yang menjamin ketersedian kas untuk mendukung pengoperasian JTTS,” lanjut Budi Harto. ***

BERITA POPULER

To Top