JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM– Denyut nadi industri pariwisata Bali saat ini tengah dalam kondisi yang sangat memprihatikan, bahkan mulai sekarat. Kondisi ini sebagai imbas dari
wabah Covid-19 yang melanda dunia tak terkecuali Indonesia. “Pengangguran pasti akan sangat tinggi, orang miskin baru akan bertambah. Apalagi pemulihan pariwisata tidak bisa cepat karena urusan psikis. selanjutnya baru recovery industrinya,” kata Legislator dari daerah pemilihan (dapil) Bali I, I Nyoman Parta melalui siaran persnya, Rabu (8/4/2020).
Lebih jauh kata Nyoman menambahkan berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (Bali) untuk membangkitkan sektor pariwisata di Bali khususnya, namun hal tersebut belum mampu mengatasi kondisi yang tengah dialami saat ini.
“Insentif ekonomi berupa restrukturisasi hutang dan relaksasi utang tidak memberikan dampak yang berarti toh juga dengan alasan sepi pengusaha menutup dan mem-PHK dan merumahkan karyawannya, begitu juga tiket murah untuk naik pesawat juga tidak ngaruh. Orang tidak ada yang bepergian,” terang Anggota Komisi VI DPR itu.
Tak dapat dinafikan, kata dia, Persoalan pariwisata di Bali memang sangat penting karena merupakan sumber pendapatan daerah yang berkontribusi banyak untuk masyarakat itu sendiri. “Saat ini, Pariwisata Bali sudah diambang kebangkrutan. Hotel, restoran sudah tutup, PHK sudah terjadi bahkan sudah sangat banyak,” terangnya.
Hanya saja, lanjut Nyoman, menghadapi Covid-19 mesti jadi skala prioritas semua elemen dan stakeholder di Bali khususnya. Ini persoalan nyawa masalahnya. “Ini kondisi sulit bagi Bali. Kami lebih fokus bicara tentang mempertahankan hidup,” ungkap anggota Fraksi PDIP.
Nyoman berharap agar penanganan wabah Covid-19 di Bali lebih diperhatikan secara lebih serius lagi.
“Hanya satu (harapannya) pemerintah pusat dan daerah lebih serius urus Covid-19 agar segera Indonesia dan Bali segera pulih,” pungkasnya. ***