SURABAYA, SUARAINVESTOR.COM – Di tahun 2023, masyarakat diyakini masih akan berkutat pada upaya peningkatan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Kondisi tersebut membuat masyarakat tidak akan fokus terhadap masalah energi baru dan terbarukan (EBT). Untuk itu, DPD RI berharap pembahasan mengenai transisi energi dan misi pengurangan emisi karbon tahun 2023 juga membahas mengenai harga agar terjangkau masyarakat.
“Agenda bersama terkait isu transisi energi dan misi pengurangan emisi karbon tahun 2023 diprediksi bukan hanya menjadi tantangan tetapi bisa menjadi salah satu peluang pertumbuhan ekonomi. Tetapi menjadikannya sebagai peluang tentu dibutuhkan upaya dan aksi nyata,” kata Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Senin (26/12/2022).
Senator asal Jawa Timur itu mengingatkan jika energi terbarukan harus bisa meringankan beban masyarakat. “Sebab, bagi masyarakat yang terpenting adalah harga listrik yang terjangkau dan cukup pasokan, karena roda ekonomi sulit bergerak jika tarif dasar listrik tidak terjangkau,” ujarnya.
Ia menjelaskan, tarif dasar listrik yang tidak terjangkau masyarakat akan mengakibatkan biaya operasional melonjak dan berdampak kerugian pada usaha masyarakat.
Menurut LaNyalla, tingkat kesadaran masyarakat terkait dengan penggunaan energi terbarukan belum menjadi perhatian yang serius. “Karena masyarakat masih berkutat dengan upaya peningkatan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Hal ini merupakan tantangan yang cukup serius. Dan pemerintah jangan sampai menambahkan beban tersebut,” pungkasnya. ***
Penulis : M Arpas
Editor : Kamsari
