JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM–DPD RI menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya bencana erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur. Sehubungan dengan penanggulangan bencana di tanah air, maka DPD RI perlu menghidupkan kembali Task Force sebagai bentuk kepedulian DPD RI. “Dalam rangka ikut membantu meringankan korban dan percepatan penanganan bencana, DPD RI perlu menghidupkan kembali Task Force. Task Force ini memang sudah ada sejak lama, kali ini akan kami hidupkan kembali,” ucap Ketua DPD RI Sultan B Najamudin saat memimpin Sidang Paripurna Ke-8 di Nusantara V Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu, (20/11/24).
Menurut Sultan, bencana ini setidaknya menjadi pelajaran untuk memetakan ulang skema mitigasi resiko demi meminimalisir dampak bencana. Oleh karena itu Pimpinan DPD RI menugaskan Komite II untuk melakukan koordinasi dangan pihak-pihak terkait guna mengambil langkah-langkah konkret dalam mengatasi dampak bencana tersebut. “Program DPD RI peduli ini nantinya akan diambil dari setiap Anggota DPD RI setiap bulannya,” tegasnya.
Seperti diketahui, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki hingga hari ini terus terjadi dan menimbulkan kerusakan pemukiman penduduk maupun infrastruktur lainnya. Menurut data BNPB, saat ini total jumlah pengungsi sebanyak 12.761 jiwa. Gunung Lewotobi Laki-laki adalah gunung berapi kembar aktif yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gunung Lewotobi mempunyai dua puncak, yaitu Gunung Lewotobi Laki-laki dengan ketinggian 1584 m di atas muka laut dan Gunung Lewotobi Perempuan dengan ketinggian 1703m di selatan.
Gunung ini merupakan salah satu gunung api strato bertipe andesitik yang terletak di bagian timur Pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur. Potensi bahaya yang mungkin timbul adalah banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir dan Nobo.***
Penulis : Budiana
Editor : Budiana