Ragam

PeranNU Ingatkan Elit NU Soal Dukungan Kultural Untuk Pasangan AMIN

PeranNU Ingatkan Elit NU Soal Dukungan Kultural Untuk Pasangan AMIN

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM
Ketua Umum DPP Pergerakan Aktivis Nahdliyin Nusantara (PeranNU), Dr. H. Andi Jamaro Dulung, MSi, mengingatkan  PBNU soal dukungan politik warga Nahdliyyin dalam Pemilu 2024 mendatang yang bakal menghadapi kenyataan loss komando.

Hal itu dikemukakan mantan Ketua PBNU dua periode tersebut kepada sejumlah awak media di Makassar setelah menempuh perjalan dari Jakarta, Jumat, (21/9/2023.

Dalam hitungannya saat ini, pikiran warga Nahdliyyin akan terbelah menjadi dua, manakala PBNU secara struktural memberi komando bersifat senyap mendukung kandidat  lain selain Cak Imin, yang kini menjadi cawapres pasangan Capres  Anies Baswedan. “Idealnya, jika NU Struktural memberi komando, maka yang kultural menjawab “siapppp, sami’na waatho’naa,” ungkap tokoh Bugis yang pernah memegang komando utama Banser Pusat itu.

Puang AJD, demikian sapaan Ketua Umum PeranNU ini menyatakan, dari beberapa momentum historis, menunjukkan jika ternyata komando politik tidak efektif di lapangan, meskipun komando itu silent operation.

Bercermin pada pemilu 2004 ungkapnya, era kepemimpinan KH. Sahal Mahfud dan KH. Ahmad Hasyim Muzadi, ada 5 pasangan capres cawapres yang masing masing memposisikan kader NU:

1. Pasangan Gusdur dan Marwah Daud (kemudian ditolak oleh KPU).

2. Pasangan Mega-Hasyim

3. Pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid.

4. Hamzah Haz-Agung Gumelar

5. SBY – JK

Pertarungan tersebut kemudian dimenangkan oleh pasangan SBY-JK, dimana JK adalah tokoh NU darn representasi Indonesia Timur saat itu.
“Seandainya komando NU struktural efektif, tentulah pasangan MEGA HASYIM yang menang,” ungkapnya.

Sebab menurutnya Ketua Umum PBNU kala itu adalah KH. Ahmad Hasyim Muzadi yang sudah mendapat restu dari KH. Sahal Mahfud (Rois Aam) untuk maju sebagai Cawapres mendampingi Megawati.

Nampak jelas, Jamaah NU bingung, pilih siapa? Semua Capres dari unsur NU. Bahkan ujarnya, dikomando pun tetap bingung.

Terkait situasi saat ini, lanjut Ketum DPP PeranNU – salah satu organ relawan taktis pemenangan Anies Muhaimin (AMIN) dari kalangan Nahdliyin, ada situasi berbeda dari sisi keterwakilan tokoh Nahdliyin dalam kontestasi Pilpres 2024.

Kondisi kekinian dimana hanya Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB. Ia adalah cucu pendiri NU dan mantan Ketua Umum PB PMII, satu-satunya representasi NU sebagai  calon WAPRES nantinya.
“Jika silent commando PBNU mengarah pada figur yang lain, selain Cak Imin, maka komando itu akan diterjang oleh jamaah NU. Arus besar Nahdliyin akan berporos ke pasangan Anies Muhaimin,” imbuhnya.

Dari pengalaman itu, dimana AJD adalah sosok yang hadir dalam proses dimaksud, mengingatkan kepada Nahdliyin Struktural yang kini dikomandani Gus Yahya, bahwa posisinya akan mengalami loss komando, jika berhadapan dengan kekuatan yang menginginkan adanya representasi NU dalam Pilpres mendatang.

Memberikan dukungan kepada tokoh yang tidak berlatar NU dan mengabaikan tokoh yang secara nasab adalah cucu turunan pendiri NU, lahir dan tumbuh berkembang dalam kultur yang kental NU bahkan mewarisi kepemimpinan politik Nahdliyin.

“Ya, kalau tetap ingin di dengarkan oleh seluruh jamaah, Nahdliyyin kalaupun tak berat memberi dukungan secara struktural, baiknya diam saja, netral dan tak perlu ada silent command untuk kandidat lain,” pungkasnya.***

Penulis : Budiana
Editor   : Budiana

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top