JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM- Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) Jakarta, DR. Muhammad Ulinnuha, LC, M.A mengajak para mahasiswa tafsir hadis menjadikan teknologi informasi terutama media sosial (medsos) sebagai sarana dakwah.
Penegasan disampaikan DR. Ulin, panggilan akrab DR. Muhammad Ulinnuha, LC, M.A pada sharing session kemerdekaan yang diselenggarakan Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis Indonesia (FKMTHI), Minggu (18/8/2024) dengan tema “Bambu Runcing Hari Ini”.
Sharing session bertujuan untuk memberikan motivasi kepada generasi muda agar memiliki semangat jihad sehingga spiritual dan intelektualnya dapat terus terjaga. Melalui aplikasi zoom, acara diikuti mahasiswa tafsir hadis yang tersebar di seluruh Indonesia, juga peserta umum lainnya.
Dalam siaran persnya, Selasa (20/8/2024), DR. Ulin mengungkapkan banyak sekali anak muda sekarang ini yang menjadikan negara lain sebagai rujukan dalam menerapkan gaya hidup kesehariannya. Padahal gaya hidup itu, jauh sekali dari nilai-nilai ajaran Islam. Hampir semua diidolakan mulai dari fashion hingga beragam produk lainnya.
DR. Ulin menengarai kondisi itu sebagai dampak dari teknologi informasi terutama medsos yang tidak mampu disaring oleh banyak generasi muda sehingga mempengaruhi pola pikir mereka dan terjebak pada gaya hidup negara asing.
“Ini menandakan minimnya ilmu pengetahuan dan kurang mengenal budaya negerinya sendiri. Seiring berjalannya zaman tentu membawa kita kepada hal yang bagaimanapun akan bertemu dengan namanya media sosial,” sebut DR. Ulin.
Dari kondisi itu, ia mengingatkan menjadi tugas dari mahasiswa tafsir hadis untuk menjadikan medsos sebagai syiar dakwah. Ia berharap FKMTHI sebagai wadah mahasiswa tafsir hadis dapat memfasilitasinya untuk mengkonter atau melawan informasi negatif dari negara asing dan mampu mengubahnya menjadi informasi yang lebih bermanfaat untuk generasi muda.
“Mulailah syiar dakwah, sekaligus bisa menjadi wadah belajar untuk kita. Miris, generasi saat ini kurang bijak memanfaatkan media sosial dengan baik. Ini adalah tantangan untuk kita sebagai calon generasi ulama, untuk bisa syiar melalui sosial media,” tegasnya.
Lebih jauh, DR. Ulin mengaku khawatir pengaruh buruk yang ditimbulkan negara asing melalui medsos itu akan menurunkan kualitas spiritual iman generasi muda.
“Untuk menghadapi hal tersebut, ini menjadi tugas kita sebagai mahasiswa tafsir hadis agar bisa aktif mengisi konten-konten atau tulisan diberbagai platform media, guna memberikan dampak yang positif,” pungkas DR. Ulin.
Senada, Founder Antassalam Institute, Rizki Prayogo, SQ, S,Ag mengakui fenomena medsos merupakan tantangan zaman yang menjadi keprihatinan saat ini karena banyak memberi dampak buruk bagi penggunanya terutama di kalangan generasi muda.
Ia menyebut medsos sudah menjadi bagian hidup keseharian, sehingga seolah generasi muda sekarang ini berada dalam dua dunia, yaitu dunia nyata dan dunia maya.
Rizki mengungkapkan semua aktifitas, progres dan program kerja didunia nyata sekarang ini harus diekspos ke dunia maya. Kebiasaan ini menjadikan medsos dalam ruang dunia maya sebagai progress report.
“Jika kita tidak bisa mengabadikan atau mengekspose kerja kita ke dunia maya, seolah-olah progres suatu organisasi kerjanya stagnan,” ujarnya.
Di sisi lain, ia juga mengaku medsos sebagai perpustakaan berjalan bagi programeter. Karena semua pgram kerja dan dokumentasi yang disimpan di medsos bisa kapan dan dimana saja dibuka.
“Semakin banyak programeter mendokumentasikan dengan baik dan lain sebagainya. Itu menandakan bahwasanya organisasi itu hidup,” ucap Rizki.
Penulis : A. Rohman
Editor : Budiono