JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM – Partai Golkar sebaiknya bergerak menyatukan derap langkah dan barisan mendekati masyarakat, terutama pemegang hak pilih untuk kepentingan Pemilu tahun 2024 mendatang.
Partai Beringin perlu juga mendekati Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk digandengkan dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk maju sebagai Capres/Cawapres periode berikutnya.
Demikian disampaikan anggota Dewan Pakar Partai Golkar yang juga Ketua Bidang Politik Soksi Capt. Dr Anthon Sihombing MM M.Mar, pada Kamis Jumat (19/8/21 ).
Menurutnya, suara masyarakat bahwah sangat banyak menginginkan agar Airlangga Hartarto sebagai Capres dipasangkan dengan Jokowi sebagai Cawapres.
Sebab, kepiawaian Jokowi dan Airlangga Hartarto dalam mengelola perekonomian Indonesia sehingga tetap terjaga di saat Pandemi, maka sudah tentu tidak terlepas dari terbangunnya koordinasi antara Presiden dengan Menko Perekonomian.
Karena itu, Anthon Sihombing prihatin bahkan merasa heran gencarnya “serangan” berbagai pihak kepada Presiden Jokowi yang saat ini banyak menguras tenaga dan pikiran di tengah menghadapi dampak Pandemi Covid-19 .
“Coba perhatikan berita di mass media cetak, elektronik dan Media Sosial (Medsos) lainnya, serangan bertubi tubi diarahkan kepada Jokowi sebagai pribadi maupun jajaran Kabinet Indonesia Maju “ kata Anthon .
Menurut dia, cuitan bernada kurang senang datang dari politisi partai tertentu, dengan alasan yang kurang menarik, bahkan cenderung dicari cari. Misalnya ada kritik pedas kepada pemerintah, mengenai kebijakan PPKM level 4 untuk mengatasi atau mengurangi dampak Pandemi Corona 19.
Padahal, atas kerja keras pemerintah Pusat dan daerah, masyarakat yang terpapar akibat Pandemi Corona 19, secara pelan pelan sudah mulai berkurang. “Memang gampang, mengatasi Pandemi ini” tanya Anthon sambil menambahkan negara negara lain di dunia juga tidak mudah mengatasi Corona 19 di negaranya. Apalagi Indonesia, yang jumlah penduduknya cukup besar, yakni 270 juta lebih dan tersebar di puluhan ribu pulau” ungkap Anthon.
Ada juga yang menilai bahwa pemerintahan Presiden Jokowi mengesampingkan komitmen memerangi korupsi. Alasannya, karena tidak disinggung dalam pidato kenegaraan yang dibacakan Jokowi pada Sidang Tahunan MPR, Senin (16/8).
Ada pula pendapat yang menyatakan, masih banyak rakyat Indonesia yang belum merdeka secara substansial, khususnya dari segi penghasilan dan kesejahteraan.
Kader Golkar senior ini mengatakan, dirinya terusik terhadap Jokowi, karena hingga saat ini masyarakat masih banyak yang menyukai dan mencintainya.
Jika pada Pemilu tahun 2019 lalu sekitar 85 juta rakyat Indonesia memilihnya, diyakini jumlahnya akan lebih besar seandainya Pemilu digelar sekarang ini.
Makanya, karena Pemilu baru akan dilaksanakan 3 tahun ke depan, sudah saatnya Partai Golkar mendekati sosok pribadi yang masih disayangi masyarakat. Jangan sampai terlambat, karena sesal kemudian tidak ada gunanya.
Dikatakan, suhu politik global, persaingan Amerika dan sekutunya terhadap Cina dan Rusia dan sekutunya juga akan mempengaruhi Pilpres mendatang.
Sedangkan Jokowi masih disenangi banyak pemimpin negara di dunia, selain karena figur, juga karena prestasi, serta visi dan missinya yang selalu mementingkan kepentingan masyarakat banyak.
Ketua Umum IMO Watch (Internasional Maritime And Ocean Watch) dan Ketua Umum Ikatan Nakhoda Niaga Indonesia ini mengajak semua kader Golkar supaya bekerja bersama, bahu membahu melakukan sosialisasi di daerah masing-masing.
“Para kader juga harus mendukung kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4, yang masih diperpanjang hingga 23 Agustus mendatang,” pungkasnya.