JAKARTA,SUARAINVESTOR.COM – Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk mayoritas Islam terbesar di dunia membutuhkan ulama yang berwawasan luas, mampu berkiprah di tengah masyarakat dan memiliki komitmen kebangsaan. Termasuk ulama dari kalangan perempuan yang dinilai masih minim.
Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran Jakarta (IKAPTIQ) Jazilul Fawaid (Gus Jazil) mengatakan, jumlah ulama perempuan masih sangat kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk dan persoalan bangsa. “Jadi sebenarnya Indonesia saat ini masih butuh ulama-ulama perempuan yang aktif di tengah masyarakat,” ujar Gus Jazil saat Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan dalam Perspektif Alquran di Aula Asrama PTIQ Jakarta, Sabtu (12/11/2022).
Gus Jazil yang juga Wakil Ketua MPR RI ini mengungkapkan dari sekian banyak lulusan perguruan tinggi Islam, masih sangat sedikit yang mencetak ulama kalangan kaum hawa. Sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia lebih berorientasi lulusan pekerjaan teknis. Padahal banyak sekali persoalan yang dihadapi kaum perempuan yang hanya bisa dipahami perempuan itu sendiri. Oleh karena itu, Gus Jazil menyerukan agar lebih banyak lagi lahir ulama perempuan atau ustazah.
Dalam kesempatan itu, Gus Jazil juga menyerukan kepada para alumni Institut PTIQ agar setelah menyelesaikan perkuliahan bisa berkiprah di tengah masyarakat. Apalagi, selama inipenerimaan masyarakat terhadap alumni PTIQ terbukti sangat tinggi karena memiliki wawasan keagamaan yang luas, komitmen kebangsaan dan memahami Al-Qur’an dengan sangat baik secara tekstual serta skriptural.
“Terutama saya tekankan kepada para alumni baru PTIQ pentingnya kemampuan berkomunikasi di tengah masyarakat. Sebab komunikasi inilah yang menentukan kesuksesan itu,” tambahnya.
Gus Jazil mengakui, kampus Institut PTIQ bukan kampus besar seperti universitas-universitas yang ada. Meski demikian, para alumninya mampu berkiprah dalam berbagai bidang, bukan sekadar bidang keagamaan. Di antaranya ada yang menjadi rektor, anggota DPR RI, jurnalis dan masih banyak lagi.
Dia juga berpesan agar para alumni terus mengasah kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat sebagai wujud kiprah pengabdian masyarakat. Dan jangan sampai wawasan Al-Qur’an yang luas ini mengalami penyempitan menjadi tekstual-skriptural.
“Dan yang tidak kalah penting serta harus benar-benar dijaga adalah Alumni PTIQ tetap harus gandrung terhadap Al-Qur’an. Belajar dan mengajarkan atau mensyiarkan Al-Qur’an kepada masyarakat,” serunya.
Sementara itu, Wakil Rektor III Institut PTIQ Dr. KH. Ali Nurdin, SQ, MA menyampaikan, saat ini Institut PTIQ Jakarta tidak hanya dari kalangan kaum laki-laki, tapi juga ada mahasiswi perempuan di setiap strata, S1, S2, dan S3. Dari 800 mahasiswa yang akan diwisuda pada Selasa (15/11/2022) depan di Jakarta Convention Center (JCC), ada juga wisudawati.
Penulis: M Arpas
Editor: Budiana