JAKARTA,SUARAINVESTOR.COM – Fraksi PKS DPR kembali menggelar Final Lomba Baca Kitab Kuning Edisi ke-6 di Gedung Parlemen DPR Senayan Jakarta. Acara ini diselenggarakan sebagai rangkaian Peringatan Hari Santri Nasional. Berbeda dari dua tahun terakhir, acara kali ini digelar secara offline menghadirkan 24 finalis dari 24 provinsi yang menyisihkan 2.914 peserta lainnya.
Acara dihantarkan oleh Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini dan dihadiri oleh Wakil Ketua Majelis Syura sekaligus Wakil Ketua MPR RI H.M. Hidayat Nur Wahid, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua MPP PKS Suswono, Sekretaris Majelis Syura PKS Syauqi Abdul Aziz, dan Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi. Tampil menyegarkan suasana Komika Mamat Alkatiri.
Adapun kitab yang dilombakan adalah Fathul Mu’in karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz bin Zainuddin Al-Malibari. Dewan Juri lomba yaitu KH. Syuhada’ Syarkun, MHI (Wakil Kepala Madrasah Aliyah Tebuireng 2009-2012), Dr. KH. Muslih Abdul Karim, MA (Ketua Umum MAPADI/Alumni Pesantren Langitan Tuban), Dr. KH. Ali Akhmadi, MA Alhafidz (Ketua BPU DPP PKS/Alumni Pesantren Raudlatul Ulum Pati, Jawa Tengah).
Menurut Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini Lomba Baca Kitab Kuning bukan program politik jangka pendek tapi berangkat dari keikhlasan untuk memuliakan ulama, santri dan pesantren. Hal ini bentuk konsistensi keberpihakan dan penghormatan kepada ulama dan santri ahlu sunnah wal jamaah (Aswaja) yang sangat besar kontribusinya dalam menjaga NKRI sejak jaman kemerdekaan.
Anggota Komisi I DPR ini sedikit bercerita tentang inisiatif awal Lomba Baca Kitab Kuning di Parlemen ini yang berasal dari risalah yang disampaikan secara khusus kepada Kyai Haji Sholahuddin Wahid (Gus Sholah).
“Waktu saya sampaikan niat untuk mengadakan Lomba Baca Kitab Kuning di DPR RI ini, disambut baik oleh Gus Sholah pada saat itu. Dikatakan bagus sekali, tidak pernah ada fraksi lain yang pernah mengadakan lomba semacam ini di DPR RI. Atas motivasi tersebut, Fraksi PKS semakin kokoh memperjuangkan pesantren di DPR salah satunya dengan lahirnya UU 18/2019 tentang Pesantren dan mendesak porsi APBN dan APBD untuk pesantren,” pungkas Jazuli.
Teladani Ulama
Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam sambutannya sebelum meresmikan acara mengatakan Lomba Baca Kitab Kuning Fraksi PKS merupakan upaya PKS untuk melestarikan tradisi pesantren sekaligus literasi di kalangan generasi muda bangsa.
“PKS concern mendorong generasi muda meningkatkan literasi melalui baca kitab, bukan hanya kitab kuning tapi juga kitab-kitab lain sehingga berkontribusi bagi kemajuan Indonesia”.
Fraksi PKS, lanjut Syaikhu, ingin mengajak generasi bangsa untuk mendalami ilmu agama melalui rujukan utama karya ulama ahlus sunnah yang muktabar sekaligus meneladani keikhlasan, ke-tawadhu-an, dan pengorbanan para ulama bagi bangsa Indonesia.
“Untuk itu kita selalu diingatkan, selain jangan sekali-kali melupakan sejarah atau “jas merah”, kita juga harus ingat selalu “jas hijau” atau jangan lupakan peran dan kontribusi ulama,” tandasnya.
Jaga Nasionalisme Relijius
Sementara itu, Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri memberikan arahan secara virtual sekaligus menutup acara seraya mengucapkan selamat kepada seluruh finalis khususnya para pemenang. Menteri Sosial RI 2009-2014 juga ini mengapresiasi konsistensi Fraksi PKS dalam menyelenggarakan lomba hingga edisi ke enam.
“Selamat kepada para pemenang. Barakallah fiikum. Semoga pencapaian ananda semua dapat memotivasi diri dan para santri di seluruh Indonesia untuk tampil menjadi cendekiawan muslim dan pemimpin bangsa Indonesia bahkan dunia di masa depan,” kata Dr. Salim.
Lomba ini, kata Dr. Salim, bagian dari upaya Partai Keadilan Sejahtera untuk mengokohkan nasionalisme Indonesia yang relijius. Sekaligus upaya untuk memajukan pesantren sebagai soko guru pendidikan nasional. “Kita berharap dari pesantren lahir pemimpin dan masyarakat yang cerdas berintegritas, beriman, bertakwa dan berakhlak mulia,” tandasnya.
Santri dan Pesantren dengan bimbingan para Ulama dan Masayikh memiliki kontribusi besar dalam sejarah perjuangan bangsa meraih kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan. 22 Oktober sendiri ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional bertepatan dengan momentum Resolusi Jihad Pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus Syaikh Kiyai Hasyim Asyari, yang menggelorakan semangat rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Mata rantai sejarah ini harus terus kita ingatkan kepada bangsa Indonesia sehingga kita dapat menghormati dan memuliakan peran-peran kebangsaan ulama, santri dan pesantren dalam dimensi kekinian. Santri harus terus menjadi penjaga NKRI dan penggerak kemajuan bangsa,” ungkapnya.
*Pemenang Lomba*
– Juara I a.n. Faisal Khumaidi perwakilan dari Provinsi Jawa Tengah (Ponpes Attauhidiyah); berhak hadiah Umroh senilai Rp. 35.000.000,-
– Juara II a.n. Fahmi Rahman perwakilan dari Provinsi Kalimantan Selatan (Ponpes Darussalam Martapura); berhak hadiah senilai Rp. 30.000.000,-
– Juara III a.n. Ahmad Syakir perwakilan dari Provinsi Sumatera Selatan (Ponpes Rubbath Al Muhibbien Pelembang); berhak hadiah senilai Rp. 25.000.000,-
– Juara harapan I a.n. Said Munazir Al Aydrus perwakilan dari Daerah Istimewa Aceh (Ponpes Dayah Safinatunnajah Nagan Raya); berhak hadiah senilai Rp. 20.000.000,-
– Juara harapan II a.n. Ifkar Rasyid perwakilan dari Provinsi Sumatera Barat (Ponpes Darul Ulum Kota Padang); berhak hadiah senilai Rp. 15.000.000,-
– Juara harapan III a.n Sunnatullo perwakilan dari Provinsi Kep. Bangka Belitung (Ponpes Darul Ilmi Wal Qur’an Bangka); berhak hadiah senilai Rp. 10.000.000,-
Penulis: M Arpas
Editor: Budiana