Nasional

DPD RI Terima Aspirasi Penyederhanaan Birokrasi dan Pilkada Jambi

DPD RI Terima Aspirasi Penyederhanaan Birokrasi dan Pilkada Jambi

KOTA JAMBI, SUARAINVESTOR.COM – Pemerintah akan melakukan penyederhanaan eselonisasi birokrasi yaitu dengan melakukan pemangkasan Eselon III, Eselon IV, dan Eselon V. Sehingga dalam tubuh birokrasi pemerintahan nantinya hanya akan ada Eselon I dan Eselon II serta didukung oleh tenaga fungsional yang berbasis pada keahlian, ketrampilan dan kompetensi tertentu.

“Hal ini tentunya berpengaruh terhadap roda pemerintahan dan birokrasi di daerah. Apalagi berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) No. 393 Tahun 2019 bahwa proses transformasi ke jabatan fungsional ini paling lambat dilakukan pada minggu ke-4 Juni 2020. Pertanyaannya adalah sejauh mana Pemerintah Daerah telah memiliki kesiapan akan hal ini?” tegas Ketua Komite I DPD RI Agustin Teras Narang, Senin (3/2/2020).

Mantan gubernur Kalimantan Tengah itu menilai siap atau tidak siap kebijakan ini telah digulirkan, sehingga akan berdampak terhadap kelembagaan, akan ada penataan ulang struktur organisasi dengan prinsip rasional dan realistis.

Kedua, dalam bidang ketatalaksanaan, adanya tuntutan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan birokrasi dan pelayanan publik. Ketiga, di bidang SDM, perlunya penataan dan peningkatan kapasitas, kualitas dan kapabilitas serta penempatan SDM yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. “Ini semua menjadi tantangan bagi Pemerintah Daerah,” kata Teras.

Materi hasil kunker ini akan menjadi bahan Rapat Kerja Komite I DPD RI dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. “Jadi, jika kebijakan ini menimbulkan permasalahan di daerah, akan segera mendapatkan perhatian dan solusi untuk mengatasinya,” tambah Teras.

Pada 23 September 2020 ini Indonesia akan menggelar pilkada serentak di 270 pemilihan kepala daerah, yang terdiri dari 9 provinsi berupa pemilihan gubernur dan wakil gubernur, 224 kabupaten berupa pemilihan bupati dan wakil bupati), dan 37 kota berupa pemilihan walikota dan wakil walikota.

Delegasi kunker Komite I DPD RI dipimpin oleh Ketua Komite I DPD RI Agustin Teras Narang, Wakil Ketua Fachrul Razi dan beberapa anggota antara lain H.M. Syukur (Dapil Jambi), Instiawati Ayus (Dapil Riau), KH.Amang Syafrudin (Dapil Jabar), Eni Khairani (Dapil Bengkulu), dan I.G.N. Arya Wedakarna (Dapil Bali).

Kunker tersebut diterima oleh Gubernur Jambi, Fachrori Umar, Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto yang didampingi oleh Kapolda Jambi, Danrem 042 Jambi, jajaran Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Provinsi Jambi, KPU Provinsi Jambi, Bawaslu Provinsi Jambi, akademisi dari Perguruan Tinggi di Jambi, LSM dan Tokoh Masyarakat.

Kedatangan rombongan Komite I DPD RI ke Provinsi Jambi ini adalah untuk memperoleh masukan, identifikasi permasalahan dan pemikiran yang terkait dengan pelaksanaan UU nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara khususnya yang terkait dengan permasalahan penyederhanaan birokrasi atau eselonisasidi daerah dan inventarisasi materi Perubahan UU nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota.

Di Provinsi Jambi sendiri akan melakukan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tanjung Jabung Timur, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Batanghari dan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bungo.

Komite I DPD RI pada tahun ini sedang menginisiasi penyusunan Rancangan UU Perubahan UU No. 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota.

Meski UU No. 1 Tahun 2015 telah mendekonstruksi sistem pemilihan Kepala Daerah dari UU sebelumnya, tetapi juga masih dianggap perlu adanya penyempurnaan kembali. Hal ini terbukti dengan dilakukannya perubahan yang kedua kali dan yang terakhir dengan UU No. 10 Tahun 2016.

Namun, menurut DPD RI masih menyisakan beberapa permasalahan, antara lain masih maraknya politik uang, pembiayaan Pilkada yang cukup besar, validasi data pemilih, proses Pilkada yang terlalu lama terutama di masa kampanye, teknis penghitungan suara yang masih menyulitkan penyelenggara, dan belum netralnya birokrasi dan ASN dalam proses politik Pilkada.

Untuk itulah kata Teras, Komite I DPD RI melalui kewenangan yang dimiliki mengajukan inisiasi perubahan UU Pemilihan Kepala Daerah dimaksud, dengan harapan demokrasi Indonesia khususnya yang terkait dengan Pemilihan Kepala Daerah betul-betul dapat mencerminkan aspirasi masyarakat dan secara mekanisme sesuai dengan asas-asas pemilu serta menghasilkan kepemimpinan daerah yang kredibel dan profesional.

Sementara itu masukan dari daerah antara lain:
Pertama, penataan birokrasi sebaiknya tidak hanya pada aspek struktural saja tetapi juga penataan kualitas dan kapasitas SDM-nya.
Kedua, waktu penyelesaian sengketa Pilkada yang diatur dalam regulasi sangat pendek, sehingga membatasi seseorang untuk mnggunakan haknya dalam memperoleh keadilan.
Ketiga, dalam melakukan perubahan regulasi dan kebijakan perlu memperhatikan kharakteristik daerah agar regulasi dan kebijakan tersebut dapat berlaku secara efektif.
Keempat, KPU Provinsi Jambi sedang melakukan pemutakhiran data pemilih. Data pemilih merupakan hal yang krusial dalam proses Pilkada. KPU sebagai user dari data yang diberikan oleh Pemerintah dan KPU tugasnya hanya mencocokkan dengan data di lapangan.
Kelima, anggaran peyelenggaraan Pilkada di Provinsi Jambi untuk KPU sebesar Rp. 180.475.000.000,- dan untuk Bawaslu Provinsi Jambi sebesar Rp. 60.000.000.000,-
Keenam, anggaran Pilkada seharusnya dibebankan kepada APBN.
Ketujuh, petahana dan pejabat negara seharusnya mundur ketika mencalonkan kepala daerah.
Kedelapan, perlu adanya sinkronisasi terkait dengan masa jabatan KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.
Kesembilan, ASN dan Birokrasi daerah seharusnya netral, untuk menjamin hal tersebut seharusnya pembina kepegawaian didaerah bukan Pejabat Politik (Gubernur, Bupati/Walikota) tetapi Sekretaris Daerah.
Kesepuluh, masa kampanye seharusnya diperpendek rentang waktunya, untuk menjaga kondusivitas di masyarakat.

BERITA POPULER

To Top