Nasional

Waspadai Politik SARA Dalam Pilpres 2019

Waspadai Politik SARA Dalam Pilpres 2019

JAKARTA-Masyarakat harus mewaspada upaya politik konservatif SARA ke Pilpres 2019. Upaya tersebut terlihat akan dilakukan oleh kelompok radikal. Hal ini karena mengikuti kesuksesan  Donal Trump di Amerika Serikat, yang berhasil memenangkan pilpres. “Jadi, kita harus berusaha sekuat tenaga membendung radiakalisme karena akan mengancam desintegrasi bangsa ini. Sehingga Pilpres bukan persoalan Jokowi dan Prabowo, tapi harus menyelamatkan NKRI,” tegas Wakil Ketua Komisi I DPR RI Satya Widya Yudha dalam dialog 4 pilar MPR RI ‘Nilai-Nilai Kebangsaan Menangkal Budaya Radikalsime’  bersama Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI (Gerindra) dan pengamat politik Boni Hargens di Jakarta, Senin (1/10/2018).

Karena itu,  kata Satya, kalau ada khotib atau penceramah yang meresahkan masyarakat, pemerintah baru bisa bertindak. “Kalau ada khotib atau penceramah meresahkan masyarakat, maka pemerintah bisa bertindak. Masyarakat pun harus merawat nilai-nilai kebangsaan,” ujarnya.

Sementara itu Boni menilai radikalisme yang dibawa HTI (hizbut Tahrir Indonesia) itu masuk ke Indonesia pada 1998 pasca reformasi, dan tumbuh subur pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Sekitar 1998 – 2014,  HTI itu tumbuh subur di Indonesia,” katanya.

Bahkan kata Boni, sejak itu banyak aktifis HTI masuk ke seluruh instansi negara. Seperti lembaga, kementerian, BUMN, dan TNI/Polri. Itu fakta, bukan ilusi. “Jadi, saat ini ada upaya untuk mengganggu ideologi Pancasila dengan ideologi NKRI Syariah,” jelas Boni.

Karena itu dia berharap seluruh komponen bangsa ini mewaspadai terorisme dan radikalisme yang masuk partai dan mendukung capres tertentu. “Apalagi mereka menghalalkan segala cara untuk merusak kebhinnekaan dan kebangsaan ini,” pungkasnya.

Sebelumnya Imam Besar FPI memberikan pidato dari Arab Saudi untuk reuni 212 di Monas, Jakpus. Dalam pidatonya, Rizieq memaparkan soal NKRI bersyariah. “NKRI bersyariah adalah NKRI yang beragama, bukan atheis, komunis atau tanpa agama. NKRI bersyariah adalah NKRI yang berketuhanan Yang Maha Esa, NKRI bersyariah NKRI menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Ketuhanan Yang Maha Esa, yang sujud dan patuh pada Ketuanan Yang Maha Esa,” ujar Rizieq, Sabtu (2/12/2017).

BERITA POPULER

To Top