JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Perjuangan geram dengan tudingan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri berada dibalik gagalnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk Kabinet Indonesia Maju, Joko Widodo dan Maruf Amin.
Politisi senior PDI Perjuangan, Said Abdullah menegaskan, pernyataan anak buah SBY itu sangat ngawur dan tendensius. Bahkan cenderung mencari sensasi politik.
Karenanya, dia meminta Andi Arief mengedepankan etika dalam berpolitik serta tidak perlu membuat kegaduhan politik baru.
“Mari kita berpolitik yang santun dan guyub. Saya pastikan, narasi yang dibangun Andi Arief itu salah alamat. Atau jangan-jangan dia (Andi Arief_red) diduga tengah meracau,” tegasnya.
Dalam akun twitternya @andiarief_, Andi Arief mentwit tentang kegagalan AHY masuk kabinet.
“Awalnya saya menduga bahwa dendam Ibu Megawati hanya pada Pak @SBYudhoyono, ternyata turun juga ke anaknya @AgusYudhoyono. Tadinya saya melihat Pak Jokowi mampu meredakan ketegangan dan dendam ini, rupanya belum mampu,” kata Andi Arief.
Said menilai pernyataan Andi Arief ini tidak beretika. Sebab, dalam konstruksi konstitusi Indonesia, pemilihan menteri itu merupakan wewenang penuh prerogatif presiden.
“Jelas tidak ada hubungan dengan Ibu Mega. Jadi, letakanlah segala sesuatu sesuai porsinya. Jangan memainkan politik asal bunyi,” ujarnya.
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Perekonomian ini mengingatkan Andi Arief agar melihat keharmonisan politik saat AHY dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) datang ke kediaman Mega di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta beberapa waktu lalu.
Keduanya disambut dengan hangat oleh Ibu Mega dan puterinya Puan Maharani. Bahkan, berswafoto bersama pula.
“Itu kan pertemuan yang luar biasa, momentum yang luar biasa, kemudian ditarik ke soal penyusunan kabinet, Ibu Mega yang dijadikan kambing hitam. Ini tidak elok,” ucapnya.
Momentum tersebut ujarnya merupakan sebuah kehormatan bagi AHY dan Ibas. Silaturhami ini mencairkan kebekuan politik sehingga tidak ada istilah dendam atau apapun.
“Tiba-tiba hari ini ketika Demokrat tidak masuk koalisi dan katakanlah tak satupun di kabinet pemerintahan Jokowi, tembakan diarahkan ke ibu Mega. Saya sangat menyayangkan pernyataan itu,” ujar Said.
Legislator dapil Madura menilai, pernyataan Andi Arief itu justru menunjukkan sikap tidak legawa terhdap posisi yang diambil oleh Presiden. Bahkan, Andi Arief salah sasaran dengan menembakkan itu ke Ketum PDI Perjuangan.
“Cuma Andi Arief tidak nembak presiden justru nembaknya peluru ditembakkan ke Ibu Mega. Itu salah alamat,” imbuhnya.
Said memastikan tidak ada dendam dalam diri Megawati. Sebagai seorang negarawan sejati, politik ibu Megawati itu politik kebangsaan yang menempatkan kepentingan bangsa diatas segala-galanya.
“Karena itu, tak boleh lagi kita mengembangkan istilah dendam dan sebagainya. Berakhir sudah itu, enough is enough,” pungkasnya. ***