JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) sedang bersiap-siap untuk menjamu negara-negara G20 pada sidang ETWG pertama di Yogyakarta akhir Maret 2022. Indonesia akan menyampaikan upaya mencapai transisi energi berkelanjutan, dengan target Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. “Pada sidang pertama akan menitikberatkan pembahasan pada pemahaman materi terkait tiga prioritas transisi energi, yakni akses, teknologi, dan pendanaan,” kata Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis selaku Chair ETWG Yudo Dwinanda Priaadi, Kamis (10/3/2022).
Yudo menjelaskan bahwa titik berat pembahasan akses energi adalah bagaimana menciptakan energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua atau leaving no one behind, terutama energi untuk elektrifikasi dan clean cooking. Sementara itu, di bidang teknologi akan dibahas upaya peningkatan dan pemanfaatan teknologi untuk pembangunan industri bersih, integrasi energi terbarukan, dan efisiensi energi. “Kemudian terkait pendanaan. Transisi energi tentu membutuhkan proyek dan teknologi baru, maka dari itu diperlukan investasi-investasi baru untuk mendanai inovasi yang akan dilakukan. Sehingga pendanaan juga menjadi topik yang penting untuk dibahas pada ETWG,” lanjutnya.
Selain membahas ketiga hal utama tersebut, sidang ETWG yang akan diikuti oleh 20 negara G20, 10 negara undangan, dan 8 organisasi internasional ini juga akan berbicara seputar pilar transisi energi serta rencana dan desain utama Road to Bali Communique. Sidang-sidang ETWG merupakan ajang untuk mempersiapkan Komunike Menteri Transisi Energi: Kesepakatan Global untuk Mengakselerasi Transisi Energi, yang akan disahkan pada September 2022 mendatang.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif pada peluncuran Transisi Energi G20 mengemukakan bahwa melalui forum transisi energi G20, Indonesia mampu menghimpun komitmen global yang lebih kuat dalam rangka mencapai target global pada akses energi yang ditargetkan Agenda 2030 sebagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.”Hasil Utama atau Lighthouse Deliverable inilah yang diharapkan oleh Presidensi Indonesia sebagai tindak lanjut aksi-aksi pasca-COP26 dan Presidensi G20 sebelumnya, dalam rangka mencapai Karbon Netral, yang Indonesia telah targetkan pada 2060, atau lebih cepat lagi dengan dukungan riil dari komunitas internasional,” jelas Arifin, Kamis (10/2) lalu.
Menteri ESDM pun mengajak semua pihak untuk turut serta berkolaborasi aktif menyukseskan Presidensi G20 Indonesia yang mengusung tema utama, yaitu Recover Together, Recover Stronger.”Menjadi Presidensi G20 merupakan kesempatan yang sangat langka bagi Indonesia. Marilah kita semua bersama-sama menyukseskan Forum Transisi Energi G20 2022 yang terdiri dari Rangkaian Pertemuan Energy Transitions Working Group (ETWG) dan Energy Transition Ministerial Meeting (ETMM), serta rangkaian Virtual Webinar Events, Investment Forum, dan parallel events lainnya,” pungkasnya. ***
Penulis : Iwan Damiri
Editor : Kamsari
