Nasional

Tak Cuma Covid-19, Perlu Juga Waspadai DBD

Tak Cuma Covid-19, Perlu Juga Waspadai DBD

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM – Terkait dengan virus corona (Covid-19), dan demam berdarah (DBD) yang jumlah pasiennya bertambah, maka perlu ada peningkatan kewaspadaan dari pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Namun, tak perlu panik. Sebagaimana diketahui, kasus terburuk dalam penyebaran virus corona (Covid-19) terjadi di Italia dan Iran. Negara Italia mengkarantina lebih dari 16 juta warganya, dengan tingkat kematian akibat virus ini yang semakin meningkat. Sementara, negara Iran juga mengalami hal yang sama, dengan persebaran yang lebih luas.

Karena itu anggota Komisi IX DPR RI FPDI-P, Muhammad Nabil Haroen, Indonesia harus belajar dari kasus Italia dan Iran. Meski tingkat persebaran virus corona (Covid-19) di China memperlihatkan tren stagnan dan cenderung turun, namun virus ini telah menyebar ke pelbagai penjuru dunia. Di antara kasus yang ekstrem terjadi di Italia dan Iran. Tapi, negara-negara Eropa sudah meningkatkan kewaspadaan dengan memberi informasi rutin dan realtime kepada warganya, agar bersiap dan meningkatkan kewaspadaan diri.

‘Jadi, pemerintah Indonesia harus siap untuk kebijakan proteksi dengan skema-skema khusus. Dan, saya mengapresiasi Kementerian Kesehatan dan institusi di bawahnya, serta Kantor Staf Presiden yang mengomandoi informasi atas perkembangan kasus Covid-19,” ujarnya.

Selain itu kata Gus Nabi – sapaan akrabnya, pemerintah juga harus mengawasi stok bahan pangan, sekaligus stok alat kesehatan. “Jangan sampai ada yang mengambil untung dalam situasi krisis dengan menimbun, serta mengakibatkan kepanikan,” tambahnya.

Untuk itu pula kata Nabil, pemerintah Indonesia harus mempersiapkan kebijakan ini, dengan secepatnya mengatur institusi dan lembaga-lembaga pemerintah untuk bersiap jika sewaktu-waktu tren virus corona (Covid-19) meningkat drastis. Bersamaan dengan itu, dia minta pemerintah juga harus waspada dengan meningkatnya kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD). Jangan sampai, sibuk mengurus Covid-19, tapi melupakan bahaya nyata tren meningkatnya kasus DBD. Data terakhir, lebih 16 ribu kasus dari Januari hingga Maret 2020 ini, dengan jumlah korban meninggal sekitar 100 pasien.

Kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Sikka, NTT, dengan jumlah kasus 1.195 (per 10 Maret 2020), dengan korban meninggal 14 orang. Di antara penyebabnya selain kurangnya program berkelanjutan, juga minimnya prasarana obat-obatan untuk menangani pasien.

Namun demikian Nabil minta masyarakat tak perlu panik, meski tetap waspada ataupun histeris. Persiapan yang tepat sasaran dan update informasi yang benar, merupakan cara terbaik untuk menghindari bencana dalam skala yang lebih besar.

Yang lebih penting lagi menurut Nabil, upaya partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi mandiri Covid-19. Terlebih jika merasa ada gejala batuk-pilek yang tidak biasa, dan ditambah bersentuhan dengan pasien terjangkit Covid-19, maka harus segera melaporkan ke petugas medis. “Tidak perlu khawatir akan stigma atau perlakuan berbeda, karena ini adalah bagian dari ikhtiar terhadap ketahanan masyarakat. Semoga semua diberi kesehatan dan terhindar dari virus corona dan DBD,” pungkasnya.

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top