BANDUNG, SUARAINVESTOR.COM-Kalangan DPR menyoroti penurunan kinerja BUMN Farmasi, PT Bio Farma paska pandemi Covid-19. Hal ini karena pendapatan PT Bio Farma secara konsolidasi (holding) mencapai Rp21,539 triliun pada 2022 mengalami penurunan 50,4% dari tahun 2021. “Secara detail hal ini bisa dilihat pada pendapatan Bio Farma yang mengalami penurunan 63,6% dari tahun 2021 atau mencapai Rp11,026 triliun,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung, Selasa (27/6/2023).
Oleh karena itu, Martin berharap Bio Farma Grup bisa melakukan penyesuaian kerja dengan kondisi pasar pasca pandemi. “Pasalnya, meski terdapat penurunan kinerja pada 2022, namun apabila aktivitas terkait Covid dikecualikan, kinerja Bio Farma di tahun 2022 lebih baik dari 2021,” ujarnya.
Martin mendorong Bio Farma Grup melakukan perbaikan fundamental perusahaan pada 2023. Kebijakan itu untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar kesehatan yang berubah diakibatkan oleh perubahan pola konsumsi.
Penurunan tersebut, lanjut Politisi Nasdem, terjadi karena selesainya program vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan. Sejak berdiri, Holding BUMN Farmasi Bio Farma membawa misi untuk mewujudkan ketahanan kesehatan nasional di Indonesia. Sehingga, ketika pandemi melanda negeri Bio Farma berkomitmen menjadi garda terdepan dalam memerangi Covid-19.
Salah satu upayanya adalah memproduksi vaksin Covid-19 agar terdistribusi secara luas di masyarakat sehingga mempercepat pemulihan. Dengan mengintegrasikan seluruh kompetensi yang dimiliki, dan memadukan seluruh talenta serta kemampuan untuk berinovasi Bio Farma tetap optimistis untuk mempersiapkan program-program transformasi sebagai roadmap bagi pengembangan BUMN Farmasi menjadi lLeading Life Science Company kelas dunia.***
Penulis : Budiana
Editor : Budiana