JAKARTA-Belum lama ini pada Jumat (23/6/2017) pihak keamanan Arab Saudi telah menggagalkan rencana serangan ke Kota Suci Makkah. Rencana ini merupakan bagian dari 2 rencana serangan sekaligus ke Jeddah. Dimana 5 orang tersangka telah ditangkap, salah satunya tewas setelah melakukan perlawanan.
“Peristiwa ini sangat memprihatinkan, mengingat serangan yang diduga merupakan bom bunuh diri ini, akan dilakukan di pusat peribadatan umat Islam, Makkah Al-Mukarramah. Apalagi, direncanakan di hari hari menjelang Idul Fitri, 1438 H setelah seluruh rangkaian ibadah puasa dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia. Untuk itu saya mengutuk serangan teroris itu,” demikian keterangan pers Ketua DPR RI Setya Novanto pada wartawan di Jakarta, Sabtu (24/6/2017).
Menurut Novanto momentum Idul Fitri sejatinya menghindarkan siapapun dari perilaku-perilaku keji, merusak tatanan kehidupan dan menghancurkan kemanusiaan. “Kita tahu, jelang akhir ramadhan, jutaan umat Islam berkumpul di Masjidil Haram, mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sungguh ironis, kemuliaan ibadah akan dinodai oleh sekelompok orang yang dangkal memahami hakikat kehidupan dan hakikat keberagamaan. Saya mengutuk seluruh pelaku dan orang-orang yang terlibat dalam rencana aksi jahat ini,” ujarnya.
Novanto teringat peristiwa yang sama di tahun sebelumnya, saat Masjid Nabawi di Madinah juga mengalami serangan. Meski kejadiannya berada di dekat Masjid yang dibangun oleh Nabi Muhammad Saw tersebut, namun efek keprihatinan keberagamaan sangat besar. “Bagaimana mungkin pusat-pusat keagamaan menjadi sasaran perbuatan keji dan merusak kemanusiaan?” tanya Ketua Umum Golkar itu.
Meski belum ada pernyataan resmi dari pihak yang berwenang Arab Saudi, namun kata Novanto, kita bisa menyatakan, siapapun pelaku tersebut, mereka adalah orang-orang yang tidak memahami tentang hakikat kemanusiaan.
Karena itu Novanto mengingatkan semua agar tidak mengkait-kaitkan aksi teror ini dengan sentimen keagamaan. Mengingat agama apapun yang ada di muka bumi ini, tidak mengajarkan perilaku-yang mencederai apalagi sampai membunuh sesama manusia.
“Justru kita dituntut untuk terus waspada. Dalam situasi global, regional dan lokal yang semakin kompleks dan dinamis, kita dituntut untuk selalu peduli terhadap lingkungan dan alam sekitar. Mari kita rajut persatuan dan kesatuan deni kehidupan kita yang lebih baik,” harapnya.
Dimana bulan Ramadhan telah mengajarkan bagaimana kita menjalin “keakraban” dengan Allah SWT sekaligus dengan sesama manusia. “Jadi, mari kita gunakan untuk membentuk pribadi yang mawas diri, menghargai kehidupan diri dan orang lain, dan menjadikan agama sebagai petunjuk dan pedoman untuk membangun kerukunan dan harmoni dalam masyarakat,” pungkasnya. ***