Market

Semester I 2023, NCKL Raup Laba Bersih Rp2,7 Triliun

Semester I 2023, NCKL Raup Laba Bersih Rp2,7 Triliun
Nikel sulfat produksi PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), Pabrik berlokasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara/ Sumber Foto: Dok. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)/Kompas.com

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COMPT Trimegah Bangun Persada Tbk meraup bersih sebesar Rp2,7 Triliun pada semester I 2023. Kinerja laba ini mengalami penurunan 14,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp3,5 triliun. “Peningkatan beban pokok penjualan menggerus laba perseroan. Beban pokok entitas Harita Group ini pada semester I-2023 naik menjadi Rp 6,7 triliun, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, Rp 2,4 triliun,” kata Corporate Secretary PT Trimegah Bangun Persada Tbk, Franssoka, Kamis (3/8/2023).

Meski demikian, kata Franssoka, perusahaan pertambangan nikel dan industri hilir ini mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 89 persen menjadi sebesar Rp 10,2 triliun dibanding Rp 5,4 triliun di semester pertama tahun 2022. “Kenaikan penjualan yang signifikan merupakan hasil dari upaya perseroan yang melakukan ekspansi peningkatan kapasitas produksi secara berkelanjutan baik dari lini produksi High Pressure Acid Leach (HPAL) maupun lini produksi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF),” ujarnya.

Dari lini produksi refinery HPAL, emiter berkode NCKL mencatatkan kenaikan penjualan MHP dari 19.588 ton kandungan nikel di semester pertama tahun 2022 menjadi sebesar 23.969 ton kandungan nikel di semester pertama tahun 2023, atau bertumbuh sebesar 22 persen.

Lebih lanjut Franssoska menambahkan perseroan juga membukukan kenaikan volume penjualan feronikel menjadi 37.756 ton kandungan nikel di semester pertama tahun 2023, atau naik 171 persen dari 13.910 ton kandungan nikel di semester pertama tahun 2022. Perseroan juga berhasil memproses MHP menjadi produk turunan lebih lanjut berupa Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat, yang merupakan bahan baku utama untuk pembuatan ternary precursor, yang diperlukan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik berbasis nikel.

Pabrik Nikel Sulfat telah berproduksi secara komersial dengan kapasitas produksi sebesar 240.000 ton Nikel Sulfat/tahun sedangkan unit Kobalt Sulfat sedang dalam proses uji coba produksi. NCKL telah melakukan ekspor perdana Nikel Sulfat sejumlah 5.800 ton Nikel Sulfat pada akhir semester pertama tahun 2023. Walaupun harga nikel secara global melemah sejak akhir tahun 2022, Perseroan berhasil membukukan laba bruto sebesar Rp 3,5 triliun, atau naik sebesar 17 persen dibandingkan dengan Rp 3,0 triliun di semester pertama tahun 2022.

Laba usaha juga meningkat sebesar 13% menjadi Rp 3,07 triliun dari Rp 2,71 triliun di semester pertama tahun 2022. Sedangkan, laba periode berjalan meningkat 2% menjadi Rp 3,21 triliun dari Rp 3,16 triliun di semester pertama tahun 2022. Adapun total aset perseroan mengalami kenaikan menjadi Rp 42,3 triliun per Juni 2023, naik dibandingkan periode Desember 2022. Total aset mencakup aset lancar sebesar 12,8 triliun, dan aset tidak lancar sebesar Rp 29,5 triliun. Liabilitas atau utang perseroan per Juni 2023 mengalami penurunan menjadi Rp 17,7 miliar, dibandingkan dengan akhir 2022 sebesar Rp 20,3 triliun. Adapun liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp 9,5 triliun, dan liabilitas jangka panjang menjadi Rp 8,14 triliun.

Sementara itu, ekuitas perseroan mengalami kenaikan menjadi Rp 42,3 triliun per Juni 2023, dibandingkan periode Desember 2022. Tahun 2023, perseroan menargetkan produksi sebesar 50.000 – 52.000 ton kandungan nikel untuk produk MHP dan 90.000 ton kandungan nikel untuk produk feronikel di tahun 2023. Perseroan juga mempunyai rencana untuk mengkonversi sebagian produk MHP menjadi Nikel Suflat dan Kobalt Sulfat di tahun 2023. “Dengan semakin berkembangnya industri kendaraan listrik secara global serta rencana Pemerintah untuk menjadi salah satu produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia, Perseroan berkomitmen untuk melakukan investasi dan pembangunan fasilitas produksi yang dapat meningkatkan volume dan nilai tambah dari produk yang dihasilkan Perseroan,” jelas dia.

Saat ini, Perseroan sedang melakukan ekspansi lebih lanjut dengan membangun fasilitas refinery HPAL kedua melalui entitas anak yaitu PT Obi Nickel Cobalt (ONC) yang ditargetkan akan memiliki 3 jalur produksi dengan kapasitas produksi 65.000 ton kandungan nikel/tahun Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan diharapkan akan mulai beroperasi di semester pertama tahun 2024. Perseroan juga sedang merencanakan ekpansi lebih lanjut untuk lini produksi RKEF melalui entitas asosiasi yaitu PT Karunia Permai Sentosa (KPS) yang ditargetkan memiliki 12 jalur produksi dengan kapasitas produksi 185.000 ton kandungan nikel per tahun (feronikel) dan diharapkan akan beroperasi secara bertahap mulai semester kedua tahun 2025.

Perseroan juga sedang dalam tahap perencanaan proyek baja nirkarat (stainless steel) dimana sebagian feronikel yang diproduksi oleh Perseroan dan entitas anak di sektor RKEF akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan produk baja nirkarat.***

Penulis  : Budiana
Editor    : Budiana

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top