JAKARTA, Anggota Komisi VI DPR Idris Laena mengingatkan pentingnya menjaga persatuan Indonesia di tengah maraknya isu Sara (suku, agama, ras dan antargolongan) yang terjadi akhir-akhir ini. Seyogyanya hal itu perlu diwaspadai. Apalagi kalau melihat sejarah bangsa yang pernah mengalami konflik pada akhirnya tidak pernah ada yang bisa survive, eksis dan kuat sebagai bangsa yang bersatu.
“Dulu kita kenal istilah devide it empera, dan benar saja bahwa yang terjadi seolah-olah ada agenda terselubung untuk memecah belah kekuatan bangsa dengan menggunakan isu sara,” demikian keterangan Idris Laena dalam keterangannya pada wartawan di Jakarta, Selasa (3/2/2016).
Dia menyontohkan masyarakat London yang melihat kondisi perekonomian Indonesia yang dianggap sudah terlalu liberal dan kebebasan berpendapat yang sudah terlalu longgar. “Padahal, menurut mereka, di Eropa sendiri masih ada rambu yang membatasi orang berpendapat. Sehingga persoalan hukum dan kebijakan politik, tidak bisa diintervensi oleh siapapun atas nama publik. Apalagi sekedar opini yang mengatas namakan rakyat,” ujarnya.
Dalam bayangan masyarakat London, jika Pemerintah Indonesia terus melakukan pembiaran maka tidak menutup kemungkinan akan dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk memuluskan agenda terselubung yang indikasinya bisa dirasakan dengan politik adu domba.
Laena mencontohkan kondisi negara di Timur Tengah yang cukup banyak diintervensi oleh negara luar sehingga menimbulkan ketidakstabilan dalam berbagai aspek. “Menurut saya, pandangan tersebut memang perlu diwaspadai. Karena kalau melihat sejarah bangsa-bangsa yang pernah mengalami konflik pada akhirnya tidak pernah ada yang bisa survive kembali,” kata Idris.
Jika kemudian ditunggangi oleh negara besar yang berkepentingan menurut politisi Golkar itu, maka sudah pasti menjadi bangsa yang gagal seperti yang terjadi di Afganistan, Irak, Yaman dan sekarang yang menjadi perhatian adalah perang antar saudara yang ditunggangi oleh negara lain yaitu di Syria.
Dikatakan, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan memiliki sumber daya alam melimpah serta kondisi geografis yang strategis menjadi sasaran dari intervensi negara luar. Karena itu persatuan antar kompoten masyarakat sangat diperlukan guna menghadapi tantangan global tersebut.
”Dan, untuk negara seperti Indonesia, rasanya akan menjadi sasaran dari intevensi negara luar. Mengingat peta geographis, demografi dan kekayaan alam Indonesia yang luar biasa. Bukankah pada pasca reformasi kita telah kehilangan Timor Leste,” pungkasnya.