Opini

Samurai Presiden Jokowi “Potong Generasi”

Samurai Presiden Jokowi "Potong Generasi"
Burhanuddin Saputu/foto: John

*) Burhanuddin Saputu

Sejak terpilihnya Gibran Rakabuming Raka menjadi Walikota Solo tahun 2021 pada 33 tahun, serta Boby Nasution menjadi Walikota Medan tahun 2021 diusia 30 tahun, publik mulai terhentak, karena keduanya adalah anak dan menantu Presiden Jokowi. Sorotan itu belum terlalu menajam walau usia mereka masih muda. Karena selain keduanya direkomendasikan PDIP selaku partainya penguasa juga karena kelompok masyarakat politik yang resisten segan terhadap PDIP.

Resistensi mulai terbuka ketika Presiden Jokowi tidak bersama dengan PDIP lagi jelang Pilpres 2024, yang kemudian dianggap oleh segelintir kalangan ikut cawe cawe dalam pencalonan Gibran Rakabuming Raka. Apalagi relatif sangat muda diusia 37 tahun sebagai Cawapres berpasangan dengan Capres Prabowo, dan hasilnya menang.

Hadirnya Bahlil Lahadalia sebagai Ketum Golkar di usia 48 tahun dan Sarmuji diusia 50 tahun sebagai Sekjen Golkar hasil Munas 20 Agustus 2024 di Jakarta yang mana usia mereka juga relatif masih muda adalah menjadi fenomenal di tubuh partai beringin itu. Bahwa salah satu agenda reformasi 1998 adalah mengadili Soeharto dan para Kroninya. Agenda tersebut bila jalan maka tentu akan berdampak pada “Potong Generasi”.

Namun aktivis dan/atau kelompok pendukung reformasi yang masuk dalam sistem kekuasaan pasca runtuhnya rezim soeharto tanggal 21 Mei 1998 hingga sekarang, ternyata Samurai potong Generasi yang didengungkan nyatanya tumpul bahkan mereka justru larut dengan nyamannya di kekuasaan. Lupa akan Samurai yang diseret seret di jalanan tempo dulu saat melengserkan Soeharto dari kursi Presiden.

Bahwa Presiden Jokowi setelah meletakkan pembangunan Indonesia sentris yang bukan jawa sentris lagi. Lalu kemudian beropsesi mengajak Indonesia melompat menjadi negara maju, terbetik dalam kesadaran umum bahwa ada persoalan fundamental yang sukar pada pemimpin pemerintahan yaitu generasi tua yang masih bercokol.

Presiden Jokowi saat ini usia 63 tahun telah masuk kategori generasi tua. Karena itu nampak tersirat pergerakan politik Presiden Jokowi di periode kedua ditandai dengan mengangkat staf khusus presiden dari kalangan muda. Menunjukan seolah Samurai “potong Generasi” itu ingin diserahkan kepada para pemimpin muda untuk melakukannya agar supaya obsesi Indonesia menjadi negara maju bisa terwujud.***

*) Pernah Bekerja di Kantor Staf Presiden (KSP)

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top