JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Kinerja ekspor produk pertanian ternyata cukup moncer, karena mampu meraih Rp100,7 triliun. Padahal banyak sektor industri yang terseok-seok akibat pandemi virus corona melanda sejumlah negara, termasuk Indonesia. “Sepanjang Januari hingga Maret 2020 tercatat nilai ekonomi sebesar 100,7 triliun. Maka itu, sektor pertanian adalah solusi pasti, terutama di tengah keadaan seperti sekarang ini,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Jakarta, Kamis, (30/4/2020).
Binis sektor pertanian menjadi solusi yang pasti untuk mencegah krisis darurat corona. Oleh karena itu, SYL meminta kepada pelaku usaha pertanian agar tetap berproduksi dan menjalankan kewajibanya, yakni memenuhi pangan dalam negeri.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian, Ali Jamil, menyebutkan peningkatan ekspor pertanian mencapai 7,47 persen dalam setahun terakhir hingga Maret 2020. Peningkatan ekspor tersebut berasal dari empat subsektor unggulan seperti perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan. Dari keempat sektor itu, jumlah nilai ekspor meningkat hingga Rp12 triliun.
Berdasarkan catatan Kementan, komoditas hortikultura mengalami peningkatan ekspor tertinggi sebesar 30 persen, perkebunan 26 persen, peternakan 16 persen dan peningkatan tanaman pangan sebesar 14 persen.
Ali mengatakan peningkatan ini terjadi karena faktor barang yang diekspor tidak lagi dalam berbentuk barang mentah, akan tetapi sudah diolah menjadi makanan bermutu yang digemari masyarakat dunia. “Artinya, sekarang kita mengirim kelapa tidak hanya serabutnya saja, tetapi sudah diolah terlebih dahulu menjadi produk berkualitas. Untuk itu sekarang kita sedang mengarah ke industri pengolahan,” kata Ali Jamil.
Dalam acara ini, pelepasan ekspor di 9 pintu ini dikirim ke 43 negara di Benua Asia dan Eropa. Jumlah komoditas produk pertanian yang dikirim jumlahnya sekitar 166 komoditas. Kesembilan pintu pelepasan ekspor itu, yakni Lampung, Soekarno Hatta, Semarang, Belawan, Surabaya, Tanjung Priok, Denpasar, Balikpapan dan Makassar.
Pelepasan dilakukan secara daring ditandai dengan pengiriman sertifikat elektronik dari otoritas Karantina Pertanian Indonesia ke Belanda serta penandatangan kerja sama Badan Karantina Pertanian dengan Alibaba.com.
Sebelumnya, PT Radja Manggis Sejati Bogor merupakan salah salah satu eksportir, sukses mengekspor 26 container manggis ke negara China pada awal April 2020. Kiprah PT Radja Manggis Sejati sebagai pengekspor manggis perlu diancungi jempol dan menjadi teladan, sebab sudah melakukan ekspor manggis sejak tahun 2016.
Direktur PT Radja Manggis Sejati Bogor, Wawan Darmawan mengaku perusahaannya telah membantu dan membina banyak petani dalam budidaya manggis berkualitas ekspor serta berusaha memangkas mata rantai pemasaran manggis yang panjang di Indonesia.
Wawan mengatakan saat ini memiliki 8000 mitra petani di seluruh Indonesia. Untuk dapat menjangkau para mitranya, production house milik PT.Radja Manggis Sejati ada di berbagai daerah. “Yang terbesar ada di empat kota, yakni Bogor, Bali, Bandung, dan Tasikmalaya,” ujar dia melalui keterangan tertulisnya, Rabu (15/4/2020).
Production House (PH) milik PT Radja Manggis Sejati di Bogor, merupakan salah satu perusahaan pengekspor manggis terbesar di Indonesia. ***