JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Ketua umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Muhammad Anis Matta mengaku sangat optimis
Gelora bisa menjadi partai peserta Pemilu 2024. Karena ini selama Ramadhan konsentrasi mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Pada Mei hingga Juni 2022, akan ada verifikasi faktual dari KPU, makanya kami pada Ramadhan ini tidak banyak kegiatan eksternal, karena mem
persiapkan diri secara matang,” katanya kepada wartawan saat acara Buka Bersama di Media Center Gelora, Jakarta, Sabtu (30/4/2022). Hadir pula Wakil Ketua umum Fahri Hamzah, Sekjen Mahfus Sidiq dan Bendahar, Achmad Riyadi.
Lebih jauh Anis mengaku pada masa pandemi Covid-19 justru menjadi berkah bagi Partai Gelora. Karena untuk pertama kalinya, Partai Gelora mendaftar ke Kemenkum Ham melalui online dan disahkah pula melalui online. Artinya ini bisa dikatakan bahwa Partai Gelora sebagai “Partai Digital” pertama di Indonesia.
Disinggung soal masih terjadinya pembelahan di masyarakat, Mantan Wakil Ketua DPR ini menegaskan Partai Gelora tidak tertarik pada isu polarisasi, kanan-kiri atau cebong kampret, dan tetap akan menggulirkan narasi 5 besar dunia pada Pemilu 2024.
“Partai Gelora tidak tertarik isu polarisai, karena isu polarisasi, kanan-kiri atau cebong kampret itu merusak kiita di tengah krisis sekarang,” ungkapnya
Ketua Umum Partai Gelora ini memperingatkan kekuatan politik tertentu yang tetap memelihara isu polarisasi untuk mendapatkan suara dengan cara melakukan pembelahan masyarakat dan politik seperti pada Pemilu 2019 lalu.
“Kita tidak memberikan ruang kepada kekuatan-kekuatan politik yang ingin mendapatkan suara dengan cara membelah rakyatnya sendiri dan mendapatkan keuntungan politik dari pembelahan. Cara kemenangan seperti itu, cara menang yang rusak rakyat kita sendiri,” imbuhnya.
Dalam situasi ketidakpastian ini, lanjut Anis Matta, para pemimpin nasional harusnya mengupayakan semangat rekonsiliasi nasional, bukan memperpanjang polarisasi dan pembelahan di masyarakat di Pemilu 2024.
“Ini kemarin kenapa Pak Fahri Hamzah mengusulkan agar Presiden Jokowi mengejar julukan asaja sebagai Bapak Rekonsilasi. Karena semangat rekonsilasi ini, menjadi cara kita sebagai bangsa bisa melewati gelombang krisis global yang terjadi saat ini,” pungkasnya. ***
Penulis : M Arpas
Editor : Budiono