JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM–Mobilisasi ribuan relawan Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu yang berlangsung di Gelora Bung Karno (GBK) menunjukkan sebagai upaya politik menghibur diri. Bahkan bisa juga dimaknai sebagai sikap frustasi untuk menutupi kenyataan bahwa Presiden Joko Widodo tidak memiliki kuasa menentukan calonnya untuk diusung oleh PDIP. “Padahal, semua masyarakat juga paham bahwa relawan itu tidak punya legal standing dalam hal pengusungan capres-cawapres,” kata Direktur Center For Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi dalam keterangan resminya, Selasa (29/11/2022).
Menurut Uchok, langkah mengerahkan ribuan relawan itu, bisa dimaknai bahwa Presiden Jokowi ingin menunjukkan bargaining kepada PDIP. Dia menunjukkan bahwa rakyat Indonesia masih berada dibelakangnya sebagai barisan pendukung. Sehingga Jokowi bisa ikut mempengaruhi kepada siapapun calon yang dikehendaki. “Meski nyatanya, yang dimobilisasi itu juga banyak yang bisa dipertanyakan, apakah benar-benar relawan atau “mobilisasi” yang dibiayai,” ujarnya.
Uchok menduga Presiden Jokowi belum menyadari bahwa partai-partai juga mempunyai kepentingan politik, yang tentunya tidak mau dikerdilkan oleh mobilisasi relawan. “Terlebih PDIP sebagai partai yang punya tiket untuk mengajukan pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024 mendatang,” tegasnya.
Artinya, kata aktifis PMII ini, kalau PDIP mengikuti skenario atau tekanan politik yang dilakukan Presiden Jokowi terkait penentuan capres. “Maka ke depan marwah Ketua Umum PDIP Ibu Megawati dan juga PDIP sebagai partai kader yang ideologis hanya tinggal menunggu waktu dan akan diambil alih oleh demokrasi kapital sesuai dengan kepentingan oligarki,” imbuhnya. ***
Penulis : M Arpas
Editor : Chandra