Industri & Perdagangan

Pusat Perbelanjaan Didorong Hadirkan Banyak Atraksi Guna Sedot Pengunjung

Pusat Perbelanjaan Didorong Hadirkan Banyak Atraksi Guna Sedot Pengunjung
Ilustrasi perbelanjaan/Foto: Anjasmara

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Pusat perbelanjaan terus berinovasi dan berkreatifitas agar lebih banyak menghadirkan atraksi-atraksi menarik. Kegiatan ini guna mendatangkan kembali trafik pengunjung dan membantu perputaran ekonomi pasca pandemi COVID-19. “Atraksi-atraksi seperti Van Gogh Alive bisa kita dorong terus di mal-mal, sehingga ini bisa jadi alternatif untuk mendatangkan trafik dan membantu perputaran ekonomi,” kata Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Budihardjo Iduansjah di Jakarta, Jumat (7/7/2023).

Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 telah membuat pusat perbelanjaan menjadi lebih sepi dari biasanya akibat pembatasan pergerakan masyarakat. Meski pembatasan sudah dilonggarkan, bahkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah dicabut, namun pusat perbelanjaan hanya restoran yang terlihat ramai. Sementara tenant lainnya masih perlu bantuan. “Di mall, makanan masih ramai, ya. Kalau seperti departement store, itu perlu bantuan, karena orang mungkin banyak yang beli di online, banyak beli di jastip (jasa titip),” paparnya.

Untuk itu, kata Budi, penting untuk meramaikan kembali pusat perbelanjaan melalui atraksi yang bermutu dan terjangkau. Bahkan mengapresiasi atraksi seperti Van Gogh Alive Indonesia yang ditargetkan dapat menarik 300 ribu pengunjung selama acara tersebut berlangsung hingga Oktober mendatang.

Dengan jumlah pengunjung sebanyak 300 ribu itu, Budi meyakini bahwa tenant-tenant lain di pusat perbelanjaan bahkan tempat-tempat lain di sekitar pusat perbelanjaan juga dapat merasakan dampak positifnya. “Kalau trafik yang datang 300 ribu (pengunjung), itu pasti makan. Bayangkan, pasti setidaknya 10 persennya atau tiga ribu orang makan, kalau satu orang makan seharga Rp100 ribu, bisa dikalikan saja. Itu baru omzet di dalam mal saja,” tuturnya.

“Belum kalau misalnya dia ke sininya naik apa? Kalau dari luar negeri atau luar kota misalnya naik pesawat, lalu menginap di hotel. Artinya kan perputaran ekonominya berjalan,” imbuh Budi.***

Penulis  :  Iwan Damiri
Editor    :  Kamsari

BERITA POPULER

To Top