JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM– Produksi jagung nasional mengalami lonjakan cukup tinggi, sehingga diprediksi mampu memenuhi kebutuhan bahan pangan tersebut secara mandiri. Perkembangan suplai jagung nasional bisa menekan impor yang selama ini kerap ditujukan untuk memenuhi kebutuhan industri restoran dan bahan pakan ternak.
“Semua yang berkaitan dengan budidaya jagung harus didukung,” kata peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), Riyanto di Jakarta, Minggu (1/5/2022).
Pasalnya, kata Riyanto, hal ini juga menyangkut kebutuhan pakan unggas yang akan dikonsumsi masyarakat sehari-hari.
Lebih jauh Riyanto menjelaskan serapan jagung nasional yang saat ini berjalan dengan baik, bahkan mampu mendorong peningkatan pendapatan bagi masyarakat desa. “Serta mampu menghadirkan multiplier effect (efek berganda), khususnya pada industri pakan,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Riyanto, Kementerian Pertanian (Kementan) sudah mempersiapkan sarana dan prasarana, serta budidaya.
“Kalau bisa industri yang lain juga mulai pakai jagung lokal sehingga semua serbalokal. Sebab, jagung nasional sudah cukup untuk memenuhi pakan unggas,” imbuhnya.
Hal senada turut dituturkan akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor (Prof) Firdaus yang mengatakan produksi jagung nasional, baik untuk pakan unggas maupun kebutuhan lain, sudah dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Hanya saja, kata Firdaus, jagung lokal cenderung kurang memenuhi syarat kadar air 14 persen sehingga para peternak memilih jagung jenis lain untuk pakan hewan ternaknya.
“Sebenarnya, kalau untuk peternak bisa menggunakan pakan lokal alternatif asal Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Di sana, ada bahan pakan lokal selain dari jagung yang bisa dijadikan pakan tetap,” ujarnya. ***
Penulis : Iwan Damiri
Editor : Kamsari