JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Anggota Komisi VI DPR Mukhtarudin mengkritisi kinerja Perum Bulog yang dinilai tak maksimal menyerap beras petani. Padahal masalah pangan rakyat tidak boleh main-main.
“Sampai Februari 2021 ini, baru 35.000 ton beras yang mampu diserap Bulog, padahal target serapan 2021 ini kan sebesar 1,5 juta ton beras, bagaimana bisa mencapai itu kalau serapannya saja rendah,”
katanya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/3/2021).
Bahkan, kata Anggota Fraksi Partai Golkar, banyak gudang-gudang Bulog yang kosong. Sebaiknya Bulog dibubarkan saja kalau kinerjanya kurang bagus. “Mestinya belajar pada peristiwa tahun 1997-1998 lalu, dimana persoalan pangan jadi persoalan serius kala itu. Soal impor beras dari dulu juga faktanya kita ini selalu impor,” ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjut Legislator dari Kalimantan Tengah, meminta agar persoalan pangan dalam hal ini beras tidak semestinya ditarik ke wilayah politik.
“Ini persoalan kebutuhan perut masyarakat. Tidak semestinya persoalan pangan dalam hal ini beras ditarik ke wilayah politik demi meraih simpati publik,” sindirnya.
Lebih lanjut Mukhtarudin justru mempertanyakan sikap Badan Urusan Logistik (Bulog) yang tidak sejalan dengan rencana pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan.
“Tiap kali impor pasti Bulog selaku operator yang diberikan wewenang bukan pihak lain. Kalau impor disebut bermasalah, ya kembali lagi, jangan-jangan ada oknum di Bulog itu sendiri yang tidak menjalankan amanat dengan baik,” tandas Politisi Golkar itu.
Menurut Mukhtarudin, bukan tanpa dasar dan perhitungan yang jelas ketika rencana impor dilontarkan Kemendag.
“Bicara hulu misalnya, serapan Bulog rendah kok selama ini, bicara hilirnya pun demikian dimana harga jual Bulog kurang bagus, stock beras saat ini 800 ribu ton dimana 500 ribu tonnya saat ini cadangan ditambah 300 ribu ton hasil impor tahun 2018, tentunya mutu berasnya pun kurang baik. Sekali lagi soal impor beras itu baru sebatas rencana Kemendag yang melihat serapan Bulog yang rendah dan rencana itu kan sebagai antisipasi,” pungkas. ***