Nasional

Presiden: Antisipasi Kebijakan Trump

Presiden: Antisipasi Kebijakan Trump

JAKARTA-
Presiden Joko Widodo meminta masyarakat mengantisipasi perubahan ‎politik dan ekonomi global yang terjadi sangat cepat. Pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dinilai Presiden juga akan mempengaruhi perubahan situasi ekonomi negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia.
“Situasi ekonomi dunia belum pulih, sudah ada perubahan baru lagi seperti kebijakan Amerika Serikat yang mungkin saja berubah setelah nanti Presiden Donald Trump yang terpilih itu dilantik,” kata Presiden Joko Widodo dalam pidato di HUT Partai Keadilan dan Perdatuan Indonesia (PKPI) di Jakarta, Minggu (15/1) kemarin.
Acara tersebut juga dihadiri Ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden RI ke 6 yang juga Ketua Dewan Pembina PKPI Try Sutrisno, Ketua MPR Zulkifli Hasan, sejumlah menteri Kabinet kerja, pimpinan parrtai politik dan Ketua Umum PKPI AM Hendropriyono.
Menurut Jokowi, perubahan di ‎dunia sekarang semakin cepat. Satu masalah belum rampung, segera ada masalah baru lagi. “Inilah politik global yang sekarang ini terjadi, perlambatan ekonomi global juga belum selesai,” imbuhnya.
Situasi politik di Amerika Serikat sejak terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden juga akan mempengaruhi situasi ekonomi global. Trump sangat mungkin akan membuat atau mengubah kebijakan ekonominya setelah menjabat. Oleh sebab itu, Jokowi mengingatkan agar bangsa Indonesia bergerak lebih cepat untuk mengantisipasi setiap perubahan yang akan terjadi.
Dia mengingatkan apabila bangsa Indonesia tidak siap, maka akan tertinggal dengan negara lain dan digulung oleh sejarah. “Karena itu kita harus bergerak cepat mengantisipasi gejala perubahan yang ada. Selama ini, kita harus selalu siap mengantisipasi perubahan. Jika terlambat sedikit saja kita mengantisipasi itu, kita akan digulung oleh perubahan sejarah,”‎ ujarnya.
Di sisi lain, Jokowi mengakui bangsa Indonesia memiliki tantangan cukup banyak antara lain masalah kemiskinan, pengangguran, kesenjangan antara wilayah serta kesenjangan antara yang miskin dan kaya. “Negara kita meskipun, gini rasio, rasio kesenjangan kita sudah turun sedikit, tetapi tetap masih pada posisi kuning menuju ke merah,” terangnya.
Selain itu, penyebaran berita bohong dan fitnah yang belakangan marak juga menjadi persoalan lain yang disinggung Kepala Negara. Oleh karena itu, Jokowi menekankan agar semua pihak selalu mewaspadai masalah ini agar bangsa Indonesia tidak terpecah belah. “Akhir-akhir ini, terutama di media sosial, kita sering lihat penghasutan, fitnah, berita bohong, ujaran kebencian yang, kalau ini tidak diwaspadai, bisa memecah belah bangsa kita,” ingatnya.
Namun, beruntung Indonesia telah memiliki Pancasila yang mampu mendeteksi dan mengukur tiap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. “Dengan Pancasila kita bisa mengukur nilai-nilai yang tidak sesuai dengan budaya kita. Seperti aksi-aksi radikalisme dan terorisme yang tidak sesuai dengan fitrah kita yang Bhinneka Tunggal Ika,” kata Jokowi.
Di hadapan kader PKPI, ia juga menegaskan bahwa kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah ialah kebijakan ekonomi yang berjiwa Pancasila dengan semangat gotong royong. Salah satu yang diungkap Jokowi adalah tentang nilai-nilai keadilan sosial pada Pancasila yang diwujudkan dengan capaian pemerintah berupa kebijakan bahan bakar minyak (BBM) satu harga sebagai perwujudan dari pemerataan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kini hara BBM di papua sudah sama dengan harga BBM di Jakarta dan Pulau Jawa.
Presiden terpilih Donald Trump dan wakil presiden terpilih Mike Pence akan disumpah pada 20 Januari 2017 di Gedung Kongres AS, Capitol Building. (har)

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top