JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-PT.PLN (Persero) memperoleh dana Penyertaan Modal Negara (PMN) 2022 sebesar Rp5 triliun dan sepenuhnya cair pada Oktober 2022. Adapun dana PMN itu dialokasikan untuk pembangkitan energi baru terbarukan (EBT), transmisi dan gardu induk, serta distribusi dan listrik desa. “Prognosa penyerapan pada akhir 2022 senilai Rp2,87 triliun atau setara dengan 57 persen dan selebihnya kan diserap di tahun berikutnya,” kata Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo di Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin, (28/11/2022).
Lebih jauh Darmawan merinci total PMN yang didapat dialokasikan untuk membangun infrastruktur pembangkitan dengan sumber daya setempat berupa PLTA dan PLTP sebesar Rp0,23 triliun.
Adapun pembangunan transmisi dan gardu induk untuk menghubungkan kelistrikan di daerah-daerah terpencil sebesar Rp2,56 triliun dan penyambungan pelanggan untuk listrik berkeadilan dan mendukung pengembangan lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas sebesar Rp2,21 triliun. “Distribusi dan listrik desa inilah yang menjadi salah satu daya ungkit agar energi yang tadinya belum tersalurkan bisa tersalurkan di daerah-daerah tersebut,” ujarnya.
Menurut Darmo-sapaan akrabnya, PMN yang diterima PLN merupakan wujud keadilan pembangunan infrastruktur energi di seluruh Indonesia. Hal itu lantaran masih ada lebih dari 4.400 desa di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) yang belum menikmati listrik dari PLN.
Untuk itu, lanjut Darmo, alokasi PMN di daerah 3T ini suatu upaya bagaimana daerah yang tadinya mengalami kemiskinan terstruktur, tidak ada akses listrik, tidak ada akses energi, tidak ada akses kesehatan, pendidikan, dengan adanya listrik pelayanan dasar di daerah terpencil bisa tersedia dan mendorong titik-titik ekonomi baru.
Alokasi PMN telah turut mendorong rasio elektrifikasi (RE) PLN yang pada 2021 mencapai 97,26 persen menjadi 97,49 persen hingga Oktober 2022. Angka tersebut diharapkan terus meningkat menjadi 97,53 persen pada Desember 2022 dan 97,81 persen di tahun 2023.
Sebagai mana tujuan utamanya, dana PMN juga telah meningkatkan rasio desa berlistrik (RDB) yang pada tahun 2021 sebesar 90,78 persen menjadi 90.97 persen di Oktober 2022. Angka tersebut diharapkan bisa terus meningkat menjadi 93,83 pada 2023 mendatang seiring dengan pengajuan PMN tahun depan. ***
Penulis : Iwan Damiri
Editor : Eko