Nasional

Pimpinan Lembaga Negara Rayakan Natal dan Tahun Baru 2017

Pimpinan Lembaga Negara Rayakan Natal dan Tahun Baru 2017

JAKARTA, Masalah kebangsaan sudah selesai dibicarakan. Dimana para pendiri bangsa (founding fathers) sejak 71 tahun lalu sudah sepakat bahwa Indonesia dari Sabang sampai Mereuke ini memang berbeda-beda, majemuk, beragam dan bhinneka tunggal ika. Namun, dalam perbedaan itu tetap satu yaitu Indonesia.

Demikian dikatakan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan pada peringatan Natal dan Tahun Baru 2017 yang diselenggarakan MPR/DPR/DPD RI di Gedung DPR RI Jakarta, Jumat (27/1/2017) malam.

Hadir antara lain Wakil Ketua MPR RI EE Mangindaan, Ketua DPR RI Setya Novanto, Ketua DPD RI M. Soleh, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid dan sejumlah anggota DPR, DPD dan undangan lainnya.

Menurut Ketua Umum PAN itu, kondisi kebangsaan Indonesia saat ini baik. Kalaupun ada permasalahan, itu biasa di negara demokrasi. “Bangsa ini sebenarnya baik-baik saja. Sebab, semua sudah memahami bahwa Indonesia terbentuk karena keberagaman, Keberagaman adalah kekayaan bangsa. Dimana bangsa ini sudah sepakat sejak 71 tahun lalu melalui para pendiri bangsa dan pejuang bangsa ini bahwa kita semua bersaudara,” ujar Zulkifli.

Karena itu kata Zulkifli, kita adalah satu keluarga besar yang disatukan dalam wadah NKRI. “Jadi, permasalahan perbedaan itu sudah selesai dibahas. Maka mulai sekarang dan seterusnya bangsa ini seharusnya membicarakan, membahas dan memikirkan kemajuaan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” tambahnya.

Dengan demikian kata Zulkifli, kalau masih mempermasalahkan perbedaan, itu artinya bangsa ini mengalami kemunduran. “Permasalahan dan silang pendapat memang ada, dan itu terjadi saat ini. Tapi, permasalhan itu bisa dibicarakan, dialog tanpa saling bermusuhan. Itu intinya dialog dan musyawarah,” kata wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Lampung tersebut.

Dalam kesempatan itu, perwakilan anggota DPR RI, DPD RI, MPR RI dan segenap pegawai yang beragama nasrani menyampaikan aspirasi langsung kepada Ketua MPR RI, Ketua DPR RI, dan Ketua DPD RI agar diizinkan membangun gereja di lingkungan parlemen untuk mengakomodir kebutuhan ibadah umat nasrani.

Sebelumnya, Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, Indonesia bukanlah negara agama dan juga bukan negara sekuler. “Indonesia adalah negara agamis, religius. Jadi, marilah kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa ini demi keutuhan NKRI,” katanya singkat.

Sementara itu Yenny Wahid mengatakan bahwa janji-janji kemerdekaan yakni kemakmuran untuk seluruh rakyat Indonesia tidak bisa dicapai tanpa adanya persatuan dan kesatuan. “ Janji itu, bukan hanya untuk kelompok mayoritas atau minoritas tapi untuk seluruh rakyat Indonesia. “Baik kelompok mayoritas maupun minoritas mempunyai hak yang sama dan kedudukan sama pula di depan hukum,” tutur putri Gus Dur itu.

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top