Nasional

Pertemuan Prabowo-SBY Diyakini Bukan untuk Jegal Menjegal

Pertemuan Prabowo-SBY Diyakini Bukan untuk Jegal Menjegal

JAKARTA- Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengaku tidak khawatir dengan komunikasi pimpinan partai politik di luar pemerintah yang mulai digagas Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman SBY, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.

“Ini masih jauh dan berjalan 1,5 tahun, jadi dinamika akan selalu berubah. Saya rasa nggak ada kaitan menjegal. Ini dinamika terlihat masing-masing ketua partai mempunyai tujuan politik ke depan untuk bangsa, negara dan kesejahteraan,” kata Setya Novanto di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/7) kemarin.

Sejauh ini, sejumlah partai pendukung pemerintah termasuk Partai Golkar sudah memberi ‘tiket’ kepada Presiden Joko Widodo untuk mencalonkan diri kembali dalam Pemilu Presiden 2019 mendatang. Partai Golkar mengawali dukungan dengan mendeklarasikan Jokowi sebagai capres 2019 yang diumumkan pada penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar 2016.

Kemudian, Partai Hanura yang juga menyepakati mendukung Jokowi di Pilpres 2019 yang diputuskan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Hanura akhir tahun 2016 lalu. Terakhir, Partai Persatuan Pembangunan yang secara resmi mengumumkan dukungannya kepada Jokowi dalam Musyawarah Kerja Nasional di Ancol, Jakarta, pada pertengah bulan Juli ini.

Novanto mengatakan koalisi partai pendukung pemerintah tetap akan kompak dan tetap membina komunikasi dengan partai-partai yang selama ini berada di luar kabinet. “Kita dukung Pak Jokowi dan kita selalu berusaha yang terbaik dan komunikasi dengan partai politik lain,” kata Novanto yang Ketua DPR RI.

Novanto juga meyakini, pertemuan SBY-Prabowo belum bisa diartikan sebagai pertemuan politik praktis. Dia percaya kedua tokoh partai itu tetap peduli pada isu-isu kebangsaan antara lain ancaman penyebaran paham radikalisme dan fenomena kebhinnekaan yang mulai terusik.

“(pertemuan) Sekarang ini kan berkaitan juga menyangkut radikalisme dan NKRI. Tapi kita belum tahu hasilnya apa. Juga tentu masalah perekonomian yang sekarang. Deal politik tentu, juga membicarakan semua keadaan. Tapi kita belum tahu. Hasilnya akan diberikan komentar nantinya,” kata Novanto.

Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengakui isi pertemuan SBY-Prabowo tidak lepas dari upaya membangun komunikasi politik partai politik. “Saya kira bisa saja dibicarakan (penjajakan koalisi) apalagi suasananya dIrasakan pasca pengesahan RUU Penyelenggaraan Pemilu,” kata Ahmad Muzani.

Menurut Muzani, setelah pertemuan SBY- Prabowo bukan tidak mungkin Partai Gerindra akan mengadakan pertemuan dengan partai lainnya. “Ada bebrapa komunikasi dengan partai lain,” ungkapnya.

Ia juga memastikan pertemuan antar pimpinan partai tidak ansih hanya membicarakan kepentingan politik praktis partai, tetapi juga membicarakan persoalan bangsa dan negara. “Kedua pemimpin memang sudah lama tidak bertemu. Sehingga menjadi penting. Tentu saja dikaitkan dengan agenda politik yang sudah menghangat menuju pemiiu serentak 2019,” kata Muzani.

Selain dengan partai di luar koalisi pemerintah, Partai Gerindra juga terus menggalang kekuatan dengan mengajak partai-partai koalisi pemerintah. “Mungkin dalam kesempatan lain kami akan berkomunikasi dengan pimpinan partai lainnya termasuk dengan partai koalisi pemerintah,” ujarnya.

Muzani mengatakan persoalan bangsa pada hakikatnya merupakan persoalan semua anak bangsa. “Bukan hanya menjadi komitmen presiden dan kabinetnya. Atau partai koalisi pemrrintahan saja tapi juga konsern bagi partai- partai yang berada di luar pemerintah. Kita punya tanggungjawab untuk njagai persoalan bangsa dan negara karena beratnya persoalan ini naka ini menjadi tanggung jawab semua pihak sehingga ini bisa maksimal demi kebaikan bangsa,” tegas Muzani yang juga Ketua Fraksi Partai Gerindra.(nto)

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top