JAKARTA-Majalah Forbes mengungkap pemilik perusahaan rokok PT Gudang Garam, Tbk masuk dalam jajaran orang terkaya nomor dua di Indonesia. Nilai kekayaan dari 50 orang terkaya di Indonesia pada 2016 sekitar US$ 99 miliar atau Rp 1.336 triliun, naik dari tahun lalu US$ 92 miliar atau Rp 1.242 triliun. Kondisi ekonomi yang cukup mendukung membuat kekayaan setengah dari 50 orang terkaya di Indonesia naik.
Seperti diketahui, Susilo Wonowidjojo dan keluarganya merupakan pemilik perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk, yang memproduksi 70 miliar batang per tahun, dan mempekerjakan 36.900 tenaga kerja. Harta kekayaan Susilo Wonowidjojo dan keluarganya tercatat US$ 7,1 miliar atau Rp 95,85 triliun, naik US$ 1,6 miliar dalam setahun.
Meski aturan rokok ketat, namun laba dan penjualan Gudang Garam naik 19% dan 8% di 2015. Ini menaikkan harga saham Gudang Garam.
Namun kekayaan Susilo, ternyata masih kalah dengan pemilik Grup Jarum yang juga sekaligus pemilik BCA. Adalah Budi dan Michael Hartono, dua bersaudara pemiliki Grup Djarum ini kembali menjadi orang terkaya di Indonesia. Hartanya berjumlah US$ 17,1 miliar, atau sekitar Rp 230,85 triliun.
Harta kedua bersaudara ini naik US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 22,9 triliun, ini karena kenaikan nilai investasi mereka pada PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Bersaudara ini dilaporkan mentransfer saham BCA senilai lebih dari US$ 13 miliar, dari perusahaan miliknya di luar negeri ke dalam negeri, dalam rangka program tax amnesty.
Posisi ketiga diduduki Anthoni Salim, yang mengomandoi Grup Salim yang di akhir tahun lalu mendapatkan uang US$ 1 miliar atau Rp 13 triliun lebih untuk ekspansi usaha. Nilai kekayaan Anthoni dan keluarganya tercatat US$ 5,7 miliar, atau sekitar Rp 76,9 triliun.
Baru-baru ini, Anthoni mengakuisisi perusahaan tambang batu bara di Australia senilai US$ 224 juta, lalu membeli saham di perusahaan penjual kopi Korea Selatan, yaitu Caffebene, serta membuka pabrik mi instan di Serbia.
Setelah Anthoni Salim, kemudian disusul Eka Tjipta Widjaja. Pemilik Sinar Mas Group dengan nilai kekayaan semkitar US$ 5,6 mliar atau sekitar Rp 75,6 triliun. Pada usia 17 tahun, Eka menjadi penjual biskuit. Namun sekarang, keluarganya menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan kelapa sawit bernama Golden Agri-Resources yang dijalankan dua anaknya, Franky dan Muktar.
Kemudian diurutan ke lima, Sri Prakash Lohia yang memiliki kekayaan dari usahanya memproduksi komponen pembuat botol plastik. Dia dan ayahnya mendirikan Indorama di 1976, yang sekarang menjadi perusahaan petrokimia. Nilai kekayaan Sri Prakash Lohia adalah US$ 5 miliar, atau sekitar Rp 67,5 triliun.
Ranking ke enam adalah Chairul Tanjung. Pemilik CT Corp ini memiliki bisnis ritel dengan nama Transmart Carrefour. Dia menjadi orang terkaya nomor enam di Indonesia. Nilai kekayaannya US$ 4,9 miliar atau sekitar Rp 66,1 triliun. Pria yang akrab disapa CT ini juga mengontrol franchise Wendy’s di Indonesia, dan juga Versace, Mango, serta Jimmy Choo.
Lalu, Boenjamin Setiawan pemilik grup rumah sakit Mitra keluarga, yang masuk bursa saham pada Maret 2015. Boenjamin dan keluarganya berencana membuka 6 rumah sakit lagi dalam beberapa tahun ke depan. Boejamin menjalankan bisnis perusahaan obat lewat Kalbe Farma yang didirikan 1966. Jumlah kekayaan Boenjamin mencapai US$ 3,3 miliar, atau sekitar Rp 44,5 triliun.
Urutan ke delapan adalah Tahir. Pendiri Grup Mayapada ini memiliki bisnis rumah sakit, bank, hingga real estate. Dia juga tercatat sebagai filantropi yang telah mendonasikan uangnya US$ 14 juta di 2016 untuk para pengungsi di dunia. Jumlah kekayaan Tahir tercatat mencapai US$ 3,1 miliar, atau sekitar Rp 41,8 triliun.
Murdaya Poo, pemilik Jakarta International Expo, kawasan konvensi terbesar di Jakarta. Harta kekayaan Murdaya mencapai US$ 2,1 miliar, atau sekitar Rp 28,3 triliun. Lewat Central Cipta Murdaya Group, Murdaya memiliki bisnis di sektor kelapa sawit, mekanik, dan IT.
Mochtar Riady, pendiri Lippo Group ini tercatat memiliki harta US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 25,65 triliun. Lippo disebut tengah menggencarkan bisnis digital banking lewat Bank Nobu, yang dijalankan cucunya, John Riady. Kemudian juga e-commerce lewat MatahariMall. ***