PACITAN-PT Pegadaian terus membidik daerah-daerah potensial di Jawa Timur. Tiga diantaranya, antara lain Kediri, Madiun, dan Bojonegoro. Pendirian pada tiga daerah itu selesai akhir 2016. Langkah itu guna memudahkan pogram layanan pemberian dana talangan haji. “Dana talangan haji ini belum tersentuh oleh pegadaian dan ini baru pertama kali kami menyalurkan,” kata Deputi Bisnis Pegadaian Madiun Dwi Wuryantadi di Jawa Timur, Minggu.
Menurut Dwi, pihaknya sudah melakukan kajian mendalam terkait potensi bisnis tersebut. “Kami sedang persiapan dan sudah uji kelayakan. Akhir tahun ini, kami harap bisa,” tegasnya.
Dikatakan Dwi, pendirian pegadaian syariah memang sudah direncanakan, seiring dengan adanya program baru oleh pegadaian yaitu pembiayaan layanan haji atau Arrum haji.
Pihaknya mengungkapkan pembiayaan ini sebagai upaya memberikan kesempatan bagi warga untuk bisa mendaftar haji. Selain itu, untuk dana talangan haji belum tersentuh oleh pegadaian, sehingga perusahaan memanfaatkan kesempatan. “Jadi, masyarakat sekarang bisa menikmati semua layanan baik investasi pembiayaan baik dunia akhirat semua bisa terkover,” katanya.
Lebih jauh Dwi menjelaskan jumlah pegadaian di wilayahnya, yaitu Kediri, Madiun, serta keresidenan Bojonegoro ada 71 outlet. Sementara, pegadaian syariah ada tiga, namun semuanya cabang induk dari Surabaya.
Direncanakan, akhir 2016 ini untuk pengelolaan bisa di daerah, sehingga akan lebih mudah koordinasi pengelolaan. Selain itu, direncanakan pula Jombang pada 2016 ini sehingga jumlah pegadaian syariah diharapkan bisa semakin banyak.
Dwi mengungkapkan untuk mendapatkan dana talangan haji dari pegadaian syariah, syaratnya harus memberikan jaminan berupa emas setara Rp7 juta atau logam mulia seberat 15 gram. Nantinya, warga yang sudah memberikan persyaratan itu bisa mendapatkan pembiayaan sebesar Rp25 juta dalam bentuk tabungan haji. “Jaminannya harus emas setara 15 gram, namun untuk angsuran menyesuaikan, bisa satu, dua, atau tiga tahun sesuai kemampuan nasabah,” katanya.
Dia optimistis program layanan talangan ibadah haji itu mampu bersaing dengan program layanan dari perusahaan lainnya. Minat masyarakat untuk menunaikan ibadah haji tetap besar, yang salah satunya dilihat dari daftar tunggu yang panjang.